Dunia ini penuh warna
Sangat luas sampai-sampai mata
tak bisa menjangkau
Pandangan mata seolah terputus di
ujung langit
Kita bisa merasa sebanyak yang
kita mau di hamparan bumi yang luas ini
Kita bisa berencana,
Melakukan yang terbaik yang kita
bisa,
Bertekad dan optimis terhadap
keinginan ataupun cita-cita
Dunia ini indah
Sampai-sampai membuat kita lupa
dan lalai
Iyah, kita seringkali lupa
Terlena dengan keindahan dan
kenyamanan
Seakan hidup ini akan terus
berotasi,
Seakan embun pagi akan setia
menyambut,
Seakan sinar mentari akan setia
menghangatkan,
Seakan bulan telah berjanji
menghias sepanjang malam,
Seakan bintang bertekad tetap
gemerlap di gelap malam,
Seakan ruh akan tetap Bersama jiwa
Iyah, kita seringkali lupa
Bahwa hidup bukanlah garis
panjang yang tiada batas
Kita seringkali lupa bahwa hidup
di atas dunia tak ubahnya sebuah titik kecil
Mempunyai batas dan mempunyai
akhir
Kita mungkin saja paham, bahwa ada
batas untuk bisa berdiri di hamparan bumi ini
Meski begitu, kita sering kali peduli
dan tetap sibuk dengan maksiat
Apakabar hati dan pikiran kita? Benarkah
ia baik-baik saja?
Merasa takjub dengan berbagai
pesona dunia, kenapa tidak?
Tak mengapa
Justru dari sanalah seharusnya
akal kita berpikir, ada dzat yang maha segalanya
Yang telah menjadikan jagat raya
ini begitu indah, rumit dan kompleks
Dzat yang menciptakan mahluk,
alam semesta dan kehidupan
Maka sudah seharusnya kita
berpikir, dari mana kita diciptakan? Untuk apa kita dan alam semesta ini ada? Akan
kemana kita setelah kehidupan dunia?
Sudahkah kita menemukan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan itu?
Sudahkah kita menemukan jalan dan
tujuan atas berdirinya kita di hamparan bumi yang luas ini?
Tidakkah terpikirkan oleh kita bahwa kelak akan ada kehidupan setelah kehidupan dunia?
Cikande, 31 Oktober 2019