Ku nikmati keindahan kota San fransisco malam ini, begitu indah dan mengagumkan. Kuturuti langkah kaki menginjak taman san fransisco ini, tak ku sangka aku mencarinya. Mencari sesosok gadis berwajah duka yang kemarin malam tak sengaja aku temui di taman ini. Ku arahkan mata ke segala penjuru taman ini. Di mana dia? Mungkinkah dia ada di sini? Aku benar-benar nggak tahu apa yang menyebabkan aku mencarinya. Akh…entahlah aku ingin bertemu dengannya.
Aku masih
mencarinya, sesosok gadis berwajah duka. Di mana dia? Mataku terarah pada
seseorang yang sedang duduk sendiri di sudut taman san fransisco ini. Langkah
kaki mengajakku untuk mendekatinya.
Dia? Dia
gadis yang kemarin malam tak sengaja aku temui di taman ini. Sedang apa dia di
sini? Siapa yang dia tunggu?
Angin malam semakin dingin menampar kulitku. Ku beranikan diri
untuk duduk di sampingnya. Dia tak menghiraukan kedatanganku. Wajahnya duka
penuh kesedihan. Matanya memandang langit yang mendung, semendung raut
wajahnya.
Aku masih
tak mengerti mengapa dia diam saja? Dia sama sekali tidak menghiraukan
kedatanganku. Apa dia tak melihatku? Akh…rasanya tidak mungkin. Barusan aku
berjalan di hadapannya dan sekarang aku duduk di sampingnya, rasanya tidak
mungkin dia tidak melihatku.
“Hei”
kulambaikan tanganku di hadapan wajahnya yang muram. Ia menolehku, memandangku
dngan aneh. Aku tak mengerti apa yang dia pikirkan tentang diriku. Dia
tersenyum kepadaku. Senyuman yang terlihat penu kegetiran.
“David?”
kata gadis itu dengan lembut. Suaranya menggetarkan hatiku. siapa David? Siapa
yang dia maksud? “maaf saya bukan David, nama saya Adit.” Aku mencoba
menjelaskan.
Gadis itu Nampak kecewa. Dia semakin histeris memanggil orang
yang bernama David. Oh tuhan, apa yang
harus aku lakukan? Butiran bening dari sudut-sudut matanya menetes. Setetes,
dua tetes, tiga tetes dan dia menangis dengan derasnya. Dia berdiri dari tempat
duduknya. Dia bergegas mennggalkan aku.
Aku hanya terdiam. aku tak berusaha untuk mengejarnya. Aku masih
belum mengerti apa yang baru saja aku alami. Mengapa gadis itu
memanggil-manggil seseorang yang bernama David? Mengapa dia menangis? Siapa
sebenarnya David? Siapa gadis berwajah duka itu?
“Dit,
Adit bangun! Kita sudah sampai di bandara.” Tiba-tiba sebuah suara membuat aku
terkejut. “Bandara?” dengan suara keras aku meresponnya. Aku sangat terkejut
bukannya aku ada di taman Golden Gate bersama gadis berwjah duka itu? ditengah
kebingunganku, aku melirik ke kanan dan ke kiri. Ternyata aku berada di sebuah
pesawat.
“Heh,
kamu kenapa kok kaget begitu? Ekspresi kamu berlebihan, lihat tuh orang-orang
memperhatikan kita.” Kata arfan dengan nada berbbisik.
“Maaf,
lagian aku sedang enak-enak tidur malah dibangunin.” Jawabku dengan nada
berbisik pula.
“Memangnya
kamu mau aku tinggal sendiri di pesawat ini? Ayo turun!” ajak arfan dengan
galak. “Jangan gitu dong aku juga mau turun. Ayo!”
Huuuuh…aku
bisa bernapas lega. Untung saja yang tadi itu hanya mimpi. Aku nggak bisa bayangin
kalau misalnya itu kenyataan. Gadis berwajah duka, kasihan sekali gadis itu.
dia selalu sedih dan murung. Untungnya gadis berwajah duka itu hannya ada dalam
mimpikku.
End...!!!