Selipin
Sedekah (SS), dua kata
yang melekat dalam hati dan pikiran selama kurang lebih dua bulan ini. Betapa
tidak ia melekat dihati, ia membawa
energi positif disetiap langkah perjalanannya. Selipin Sedekah sebuah komunitas sosial yang diprakarsai oleh
anak-anak muda. Berawal dari tujuh anak muda yang punya keinginan dan tujuan
bisa bermanfaat untuk sesama. Berbagi kebahagiaan walau setitik. Berbagi suka
cita walau tak seluruhnya mampu menutupi kesedihan ataupun kekurangan orang lain.
Selipin Sedekah, ia mempunyai mimpi
yang tinggi. Mimpi untuk menjangkau dan memeluk mahluk Allah yang renta. Mimpi untuk
mengukir senyum pada wajah anak-anak dimana masa kanak-kanaknya tak seperti
anak-anak pada umumnya. Dialah anak-anak yatim dan piatu. Sebuah mimpi yang bisa
dikatakan mulia. Bagaimana mungkin mimpi itu tak sampai menyentuh hati? Karena mimpi
itulah Selipin Sedekah mulai
berkembang, beberapa program dan kegiatan telah berjalan. Selipin Sedekah, berawal tujuh orang kini sudah ada sekitar seratus
orang anggota. Ia akan terus berkembang dan tetap berjalan menjangkau mimpi.
Banyak pembelajaran dan pengalaman yang tidak aku temui
sebelumnya. Bagiku ini sesutau yang luar biasa. Ketika banyak anak muda yang
masih asyik bermain-main, Selipin Sedekah
mengajarkan bagaimana bersikap kritis dan peka terhadap lingkungan sosial. Tak bisa
dielakkan ia banyak mengubahku, mengajariku bagaimana bermanfaat untuk orang
lain, sekecil apapun.
Tak ada yang kebetulan di dunia ini kecuali memang Allah
sudah menggariskannya. Begitu juga ketika pertaman kali aku mengenal Selipin Sedekah melalui postingan
seorang teman di facebook nya. Itulah
kenapa sangat penting membuat postingan atau tulisan yang positif di media
sosial. Bisa jadi tulisan yang kita bublikasikan menjadi jalan kebaikan untuk
orang lain. Pastikan ada manfaat yang bisa orang lain ambil dari tulisan kita. Walaupun
ada saja orang yang berpikir negatif tentang kita tersebat tulisan itu. Akupun pernah
merasa sakit ketika orang lain mengatakan apa yang aku tulis adalah sesuatu
yang tinggi dan tak sesuai kenyataan dengan sikap maupun kehidupanku. Namun,
aku rasa tak ada gunanya merasa sakit karena hal semacam itu. Karena memang aku
manusia biasa dengan berbagai macam kesalahan. Terkadang apa yang kita tulis adalah
untuk menasehati diri sendiri.
Tak ada yang kebetulan di dunia ini, seperti halnya ketika
Allah membuat hati ini berdebar tak beraturan saat pertama kali mengenal Selipin Sedekah melaui medsos. Rasa
ingin tahu memuncak ketika itu. Tak ada yang kebetulan dan aku percaya itu.
Allah menghujani kesejukan pada hati yang sedang mencari.
Mencari sesuatu yang bisa membuatku belajar. Tak berlebihan bukan ketika aku
mengatakan aku telah jatuh cinta pada komunitas ini, Selipin Sedekah.