Share it

Minggu, 20 Januari 2019

Mimpi Itu Nyata



Benarlah bahwa mimpi adalah kisah yang terekam dalam lelap tanpa kesadaran dari si pemimpi. Terkadang kisah itu membekas dan disimpan dengan indah oleh si pemimpi. Biarlah hanya diri sendiri yang tahu betapa membahagiakannya kisah itu.

Sekitar dua minggu yang lalu, hatiku dipenuhi perasaan bahagia dan haru. Di suatu tempat entah di mana dan apa nama tempat itu, aku bertemu dengannya. Bertemu dengan sosok yang dirindu. Kehangatan suasana dalam pertemuan indah yang terjadi  begitu saja menjalar kedalam qalbu.

Namun semuanya hanya kisah yang hanya bisa disimpan sendiri. Tersimpan dengan apik di dalam ruang hatiku.

Aku ingin bertemu dengan nya. Rasanya rindu semakin penuh sesak di dada.

"Mungkinkah kita akan dipertemukan?" sesekali pertanyaan semacam itu memenuhi pikiranku.

Kisah dan skenario yang Allah goreskan teramat indah hingga mimpi adanya pertemuan itu menjadi nyata. Aku benar-benar bisa berada di sampingnya. Mendengarkan suaranya. Mengekpresikan rindu dengan memeluknya. Bu Is, mimpi itu nyata.

Kuasa Allah mengalahakan logika manusia. Sempat membayangkan jika seandainya aku menemuinya di kediamannya di Jember, perjalanan panjang nan melelahkan tergambar sangat jelas. Lelah bisa saja dilawan. Namun perjalanan Serang-Jember tentu memakan waktu lama. Tak mungkin bukan aku melakukan safar tanpa mahrom? sedang jarak teramat jauh bisa sampai dua hari dua malam dengan bus.

Maka jika bukan karena kuasa-Nya, tak mungkin pertemuan dan mimpi menjadi nyata. Di kediaman Cikgu Novita Sari Gunawan di daerah Pamulang Tangerang Selatan, kami dipertemukan. Bertemu dengan Bu Is dan keluarga dari AMK. Sungguh sila ukhuwah yang sangat indah.

Alhamdulillah atas segala nikmat-Mu ya Rabb. Sungguh aku mencinta mereka karena-Mu. Semoga kelak kami dipertemukan kembali di Surga-Mu.

#MimpiItuNyata
#Pertemuan
#Rindu
#Silpianah
#AMK5

Jangan Jadi Penulis Kagetan


"Oalah tema kulwa apa ini?" Batinku ketika menyempatkan diri untuk menyimak kulwa yang berlangsung malam ini.

Ada saja ide dari Cikgu Apu Indragiry yang bikin penasaran ketika kulwa. Gak perlu nunggu lama, langsung deh saya bahas😃

Kaget#: Saat Teman/Orang Lain Sudah Punya Karya

Waduhh kok bener banget ini bahasan "kaget" yang pertama😄

Ekspresi kaget sering kali keluar ketika karya dari teman-teman mulai bermunculan. Kaget. Mereka bisa nerbitin karya, sementara aku belum bisa juga.😰<--more-->

Menjadi Penulis Mulia




Resume kulwa 09/01/2019

Tiga patokan utama agar menjadi penulis mulia. Sebuah tema kulwa yang luar biasa. Tersuguh dengan apik membawa suasana penuh kontemplasi atau perenungan.

Kulwa diawali dengan 3 pertanyaan dasar yang sering disebut sebagai `uqdah al-kubra` atau simpul besar.

Pertanyaan mendasar tersebut adalah
Darimanakah kita berasal?
Untuk apa kita ada di dunia?
Akan kemana kita setelah mati?

Perempuan Bukan Komoditas Dagang



Angka 80 seketika naik daun. Ramai dan penuh sesak di time line fb juga di media online lainnya. Semasa di sekolah Dasar, sayapun menyukai angka itu ketika tertulis rapi di raport tiap kali kenaikan kelas tiba.

Baru-baru ini angka itu melejit menjadi perbincangan publik. Pasalnya sebuah kasus prostitusi online menyeret seorang artis yang cukup terkenal.

Berbagaimacam pembahasan terukir sesuai konsep dan perspektif masing-masing orang.

Memang kasus semisal itu bukanlah hal baru di Negeri ini. Namun miris sekali ketika ada yang menilai sosok perempuan atas dasar materi. Angka 80 jt dinilai sebagai keberhasilan yang melampaui hukum pasar, permintaan dan penawaran. Gila. Apakah seorang perempuan dinilai sebagai komoditas dagang yang bisa dipasarkan?

Masih Tentang Kopdar Dadakan



Sore kemaren diperjalanan balik ke Cikande, seseorang memintaku untuk ke rumahnya.
Akupun sangat ingin menemuinya, seakan rindu benar-benar ingin terobati. Kami intens berkomunikasi. Akupun mengiyakan untuk mampir ke rumahnya di Balaraja.

Perjalanan dari jawa sedikit melelahkan karena macet panjang di sekitaran Bekasi imbas pembangunan jalan. Efeknya pusing dan mual gak karuan. Macet memang memunculkan berbagai macam efek, salah satunya "malas makan."  Perut laper tapi malas makan di perjalanan,  gak bisa bayangin rasanya kayak apa😂

Sempet terlintas untuk mengurungkan niat mampir ke rumahnya. Membayangkan rempong seorang diri dengan tas punggung yang lumayan berat ditambah beban kardus yang lumayan bikin pegel, jadilah niat untuk bertemu semakin pudar.

Tetapi rindu lebih kuat dari sekedar rasa pusing yang mendera. Singkatnya aku kekeh untuk berkunjung ke rumahnya. Selama ini hanya mengenalnya melalui tulisannya. Hanya bersua lewat gawai. Dunia daring memang keren, mampu mendekatkan yang jauh.

TEMAN SETIA


Dari semalam sudah membayangkan perjalanan hari ini.

"Semoga bisa transit dan dapet bis jurusan Balaraja."  Kalimat itu selalu terucap dalam hati.

Naiklah di bis andalan dari PO terdekat dari desaku. Bis mulai bergerak ketika waktu di layar Hp menunjukan pukul 08.05, mundur satu jam dari jadwal pemberangkatan. Satu jam menunggu tentu sangat membosankan. Tak mengapa, aku punya teman yang selalu setia menemani. Menghalau rasa bosan. Mengusir rasa BT.😄

Bis melewati Pagerbarang, sebuah tempat yang menjadi kecamatan desaku. Kanan kiri jalan adalah persawahan yang luas. Ketika aku menengok dari jendela sebelah kanan, pemandangan indah terpampang di sana. Hijau. Sejuk. Sedikit menengok ke belakang, gunung Selamet terlihat gagah. Semoga selalu selamat, sesuai namanya selamet.

Seorang Ayah dan Anak Laki-Laki



Selepas subuh sekitar jam lima lebih sepuluh menitan, aku sudah berada di pinggir jalan cikande permai menunggu angkot putih arah Balaraja. Tak lama angkot putih yang masih tak ada penumpang berhenti.

"Balaraja?" Tanyaku.
"Iyah." Sahut sang supir.
Aku memasuki angkot tersebut. Pak Sopir menjalankan angkotnya dengan pelan. Melirik dengan teliti setiap gang kalau-kalau ada calon penumpang.

Aku membaca doa-doa di dalam hati. Doa-doa dalam perjalanan, istigfar, shalawat dan lainnya. Setiap kali melakukan perjalanan entah jauh ataupun dekat, aku selalu mengingat almarhum kakek. Pasalnya sedari aku kecil beliau selalu mengingatkanku untuk menyibukkan diri berdoa setiap kali pergi ke sekolah.

Angkot putih memperlambat gerak lajunya. Berhenti tepat di depan gang Masjid Muhajirin. Seorang bapak bersama anak laki-laki berumur sekitar tiga belas tahunan menaiki angkot yang saya tumpangi.
"Seorang ayah bersama anaknya." Pikirku dalam hati.
Angkot kembali melaju.
Penumpang bertambah, seorang ibu yang hendak pergi ke pasar.

Setangkup Kisah Ummahat



Setangkup Kisah Ummahat buku perdana karya Bunda Yuli, membacanya serasa sedang dalam suasana halqoh. Serius? Iyah, coba aja baca sendiri bukunya😄

Buku ini sangat bagus dibaca, terkhusus untuk muda-mudi seperti saya😄 Ketika membaca buku ini saya seperti terbawa dalam ruang kehidupan seorang ibu. Seorang ibu dengan segudang aktifitas mulai dari beberes rumah, mencuci pakaian, mencuci piring, menyetrika, menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anak, memastikan sang anak belajar dengan baik dan lain-lainnya.

Kisah ummahat dalam buku ini, menggambarkan bagaimana seorang ibu menjalankan perannya namun tetap teguh dalam bingkai aturan Islam. Islam sempurna dan paripurna mengatur segala hal termasuk mengatur kehidupan seorang ibu. Tugas seorang ibu sangatlah berat dan Islam adalah solusi.

Kami Bersama Muslim Uighur




Oleh : Silpianah

Kekerasan, kedzaliman, pemerkosaan, penyiksaan, pembantaian, terjadi di depan mata kita. Pemerintah Cina, mengirim jutaan muslim Uighur dan Kazakh ke kamp-kamp konsentrasi illegal. Mereka  dipaksa untuk mengutuk agama sendiri, memakan makanan haram, mengadopsi ateisme dan berjanji untuk setia pada Negara Cina.

Tak hanya itu, pemerintah Cina juga melarang adanya kegiatan-kegiatan peribadahan, menyebut nama Tuhan, memberi nama islami, berpuasa, dan segala jenis bentuk keagamaan lainnya.

Apa jadinya jika mereka (muslim Uighur) melawan? Penyiksaan. Iyah penyiksaan yang begitu kejam yang mereka dapat. Penyiksaan yang tak jarang merenggut nyawa mereka.

Penulis Kadaluarsa



Penulis kadaluarsa. Dari awal tema tersebut sudah membuat penasaran. Kulwa diawali dengan pertanyaan dari Cikgu :

"Jika di perusahaan, organisasi, institusi kita adalah karyawan atau staf, kita bertanggung jawab ke atasan atau bos. Jadi kalo kinerja jelek bos boleh memecat kita. kalau penulis itu kerja ke siapa? Bosnya siapa?"

Mikir keras. Dari awal saya fokus dengan kata "Kadaluarsa." Bagaimana penulis bisa dikatakan kadaluarsa?

Eits..sabar...harus jawab dulu pertanyaan di atas😄
Seorang penulis siapakah bos nya? Siapalah yang berhak untuk memecatnya?

Jatuh Cinta



Sebuah kombinasi perasaan yang aneh,
Suatu waktu aku merasa jantung ini berdegup tak teratur seperti derap kaki kuda yang berlari tanpa ampun.

Suatu waktu aku merasa kesedihan yang mengalir deras memenuhi ruang yang disebut perasaan yang kemudian ngilu menjalar keseluruh tubuh. Kesedihan datang perlahan tersebab peristiwa-peristiwa di masa lalu.

Suatu waktu aku merasa tak bisa berkata sedikitpun selain keterpesonaan yang membuncah teramat dalam.

Jatuh cinta yang membuat hati menderu-deru dan menghadirkan garis-garis kebahagiaan yang terlukis pada senyuman yang paling tulus.

Aku menemukan fakta bahwa jatuh cinta terhadapmu adalah suatu keberuntungan.

Lalu siapakah gerangan sosok yang mempesona itu? Siapakah gerangan yang menghadirkan perasaan-perasaan dengan kombinasi yang aneh itu?

Sabtu, 19 Januari 2019

Gerimis & Rindu



Suasana sore di bawah langit Cikande begitu bising. Kendaraan lalu lalang memadati jalan. Terkadang kendaraan-kendaraan itu berderet-deret karena macet. Tepat di depan toko yang sedang aku jaga motor-motor berderet dengan klakson yang saling bersautan. Ramai, bising dan macet, begitulah suasana Cikande saat weekend tiba.

Ketika suasana toko senggang, aku menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di gang perumahan. Semilir angin terasa sejuk menelisik kulit. Rintik-rintik gerimis berjatuhan dari syahdunya langit sore. Seketika aku merasa bahagia yang luar biasa. Rintik-rintik hujan itu membelai wajahku dengan lembut. Hmm.. tak bisa dijelaskan. Rasanya bahagia dengan suasana seperti ini, seperti rindu yang terbayar.

Rak Buku dan Teror



Berbagai macam buku yang berjajar di rak buku bagiku adalah pemandangan indah. Mengingat rak buku, membuatku mengingat salah seorang sahabatku. Kenapa? Pasalya sahabatku yang satu ini sedang berjuang membangun sebuah perpustakaan. Dari awal ia sudah menjelaskan bagaimana konsep dan rencana mengenai perpustakaan tersebut.

Dengan tujuan menarik anak-anak remaja untuk mencintai buku ia dengan semangat mengeluarkan uang pribadi hasil kerjanya setiap hari untuk biaya pembangunan sebuah ruangan yang nantinya bakal dijadikan sebagai tempat buku-buku. Tadi malam ia mengabarkan, proyek perpus sudah sampai pengukuran pintu. ini luar biasa. Sesuatu yang belum tentu bisa aku lakukan.

Aku dan teman-teman yang lain yang mengetahui mengenai proyek ini turut bersemangat dan  sangat mendukungnya. Kita akan sama-sama membantu untuk buku-buku yang bakal dijajar di rak buku nantinya.

Namun ada suatu hal yang menjadi terror buatku. Terror yang membuatku susah tidur belakangan ini. Apa pasal? Aku ditodong oleh sahabatku, lebih tepatnya ditagih. Ditagih untuk segera memberikan buku karya sendiri untuk dijejer di rak buku bersama buku-buku yang lain.

Perempuan Senja



Dialah perempuan senja, darinya terpancar cahaya yang menerangi juga kobaran semangat yang amat tinggi. Kehangatan menjalar tiap kali lisannya penuh riang. Ketika luapan kata darinya begitu ringan, ia seakan memeluk dan merangkul jiwaku.

Dialah perempuan senja yang melahirkan karya besar diusia 60 tahun. Bukunya "Senja di Jalan Dakwah" menjadi bukti kesungguhannya berdiri di jalan dakwah.
Umurnya boleh senja namun karya dakwah tetap indah layaknya senja sore yang memukau. Fisiknya boleh saja lemah, namun semangat tetap berjiwa muda.

Bukunya "Senja di Jalan Dakwah" telah menemani perjalanan di Aksi 212. Saya tak menyangka bahwa kabar mengenai bukunya yang saya ajak jalan-jalan di Aksi 212 menjadi hal yang mengharukan bagi beliau.😍

Quantum Writer



Quantum Writer. Begitulah tema kulwa yang disajikan oleh Cikgu Apu Indragiri di AMK.

“Wahh…ini tentu sesuatu yang menarik.” Batinku.

Dari awal baca tema kulwa yang dibocorin di fb, saya sudah penasaran. Ketika kulwa berlangsung ternyata menarik sekali. Membahas bahasan dengan bahasa intelektual.

Membaca atau menulis kata “Quantum” membuat saya flashback dengan mata pelajaran fisika di masa sekolah. Yang saya ingat pertama kali dari kata quantum adalah fisika, salah satu mata pelajaran pada jurusan IPA ditingkatan MA maupun SMA. Kata “quantum” lebih sering muncul pada bab Mekanika Quantum yang kalo tidak salah dipelajari di kelas XII. Mekanika Quantum lebih rinci membahas tentang teori atom seperti teori atom Bohr, teori atom mekanika quantum De Broglie, teori Schrodinger, teori Heizenberg, asas Hund, bilangan kuantum dan lain sebagainya.

MOTIF PENULIS



MOTIF menjadi tema kulwa kali ini. Ada dua pertanyaan dari Cikgu Apu Indragiry diawal pembukaan kulwa, yaitu : sudah rutin latihan? Sudah rutin baca buku?

pertanyaan sederhana namun sangat menampar. Jika saya rutin latihan sudah tentu resume sudah saya tulis tiga hari yang lalu. Nyatanya baru hari ini menuliskan resume. Ini menjadi pengingat buat saya untuk tetap rutin latihan dan mengejar ketinggalan.

Pertanyaan barupun muncul, "Apa motif saya menjadi penulis?"

// Simbol dan Interpretasi //



Simbol atau symballo dalam bahasa Yunani yang berarti melempar bersama-sama, melempar atau meletakan bersama-sama dalam satu ide atau gagasan objek yang kelihatan sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbol mewakili ide yang diwujudkan dalam satu objek.

Simbol dapat menggambarkan jati diri seseorang. Contohnya simbol mata satu menunjukan lambang dajjal.

Kemudian yang ramai dibicirakan saat ini mengenai bendera Tauhid, ada yang menafsirkan sebagai bendera ormas dan ada pula yang menafsirkan sebagai bendera Rasulullah. Maka apapun interpretasinya, semua tergantung si interpreter.

Bendera Tauhid




Bendera Tauhid
Bendera Umat Islam
Bendera Tauhid
Bendera Umat Islam

Begitu kalimat pembuka pada tulisan yang saya posting di facebook. Postingan disertai dengan foto-foto aksi bela kalimat tauhid pada tanggal 24 oktober lalu di kota Serang.

Demi Allah, ini adalah bentuk rasa kecewa atas pembakaran bendera Tauhid yang terjadi di Garut. Bukan atas kepentingan kelompok manapun. Kami membela kalimat tauhid, bukan berarti kami membeci suatu kelompok. Ini adalah wujud rasa kecewa dan sakit hati atas pembekaranan bendera tauhid. Bendera tauhid, bukan bendera HTI.

Namun nampaknya postingan seperti itu membuat panas sebagian orang. Mereka mencela, mencemooh, sesumbar, menuduh, menjudge dengan kalimat-kalimat yang tak pantas diucapkan seorang muslim.

Bendera Tauhid Milik Kami, Ummat Islam




Oleh: Silpianah (Akademi Menulis Kreatif)

Bendera Tauhid
Bendera Umat Islam
Bendera Tauhid
Bendera ummat Islam

Serang, 24/10/2018. Terdengar suara yang amat tegas dari gegap gempita peserta Aksi Bela Kalimat Tauhid siang ini. Aksi bela kalimat tauhid dibuka dengan sholat dzuhur berjamaah di Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang. Aksi ini diselenggarakan oleh Forum Persaudaraan Ummat Islam Banten (FPUIB). Aksi ini dilakukan untuk mengecam atas pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum anggota Banser.

selaku ummat Islam, sudah selayaknya kita merasa gerah bahkan marah dengan kejadian tersebut. Sebab pembakaran bendera tauhid adalah peristiwa menyakitkan yang menimpa Islam dan kaum muslimin.

Rabu, 16 Januari 2019

LGBT Menjamur, Masyarakat Bertempur




Oleh : Silpianah 
(Member Akademi Menulis Kreatif)

Mediaoposisi.com- Percuma ganteng kalo pasangannya juga ganteng. Begitulah jargon yang saat ini tengah dikampanyekan di beberapa media sosial oleh orang-orang yang tidak mendukung adanya LGBT.
Dewasa ini virus LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) kian mewabah. Pelaku LGBT semakin berani secara terang-terangan memperlihatkan aktivitasnya. Pun para aktivis pendukung nya semakin gencar menyuarakan dilegalkannya hubungan sesama jenis.
Dilansir oleh DetikNews (19/10/2018), polisi menciduk dua pria pasangan sesama jenis yang mengelola grup Facebook gay di Bandung. Tak hanya mengelola keduanya juga mendapat keuntungan dari menjual alat-alat kontrasepsi.
Wadirkrimsus Polda Jabar AKBP Hari Brata mengatakan pasangan bernama Ikhsan Syamsudin alias Isan (28) dan kekasih prianya Iwan Hermawan alias Boy (26) tersebut mendapat keuntungan dari mengelola grup di Facebook. Keuntungan didapat dari menjual alat kontrasepsi untuk melakukan hubungan.
Tak hanya di Bandung, sejumlah komunitas lelaki suka lelaki (LSL) atau gay terpantau di Banten melalui media sosial (medsos). Setidaknya ada empat akun facebook dengan ribuan anggota, di mana tiga diantaranya masih aktif. Para pengikutnya terindikasi sebagai pria dewasa bahkan anak usia sekolah. Panelusuran Banten Raya, keempat akun grup facebook itu terdiri atas nama Gay Tangerang, Teluknaga, Kosambi, Bandar aM1, Cikokol, Cimone, Tanah Tinggi. Grup ini memiliki pengikut sebanyak 7.326. Grup ini cukup aktif karena para anggotanya sering mengunggah komentar atau konten berbau aktivitas gay. (Bantenraya.com/15/10/2018).

Pelayan Setia Sang Penulis




Oleh: Silpianah

Sebenarnya dia dekat, namun terkadang sering dilupakan. Padahal dialah yang paling setia memenuhi segala kebutuhan seorang penulis ataupun calon penulis.
Sejak pertama mendengar bahwa seorang penulis mepunyai pelayan yang paling setia yang sedia 24 jam penuh memenuhi kebutuhan si penulis, jujur saya dirundung rasa penasaran yang amat tinggi.
Kulwa oh kulwa, setiap kali Cikgu Apu Indragiri membagi ilmu kepenulisannya selalu saja fress dan tak terduga. Kali ini tentang pelayan setianya seorang penulis. Dan ini adalah resume sederhana dari kulwa tersebut.
Pelayan setia sang peniulis. Siap gerangan pelayan setia seorang penulis? Sama hal nya di sebuah restaurant, hotel ataupun tempat makan, pelayan selalu menyediakan apa yang kita minta. Ketika kita memesan appetizer (maknan pembuka), ia siap mengantar ketika kita memesan main course (makanan utama), ia pun siap mengantar. Dan ketika kita meminta dessert (makana penuup), ia pun tak menolak untuk mengantar. <-- more--="">

Fetih Sultan Mehmed VS Dracula



Fetih Sultan Mehmed, saya rasa nama itu sudah dikenal banyak orang. Ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Al-Fatih sang penakluk. Tapi mungkin saja masih ada yang belum mengenalnya, untuk itu saya selalu bersemangat membicarakan ataupun menulis tentangnya walaupun yang saya ketahui hanya sedikit.

Fetih Sultan Mehmed adalah bukti jaya dan gemilangnya peradaban Islam. Sebuah kebanggaan yang sudah seharusnya tersemat dalam diri setiap muslim. Kebanggaan bahwa dengan mengikuti aturan-aturan Allah secara menyeluruh membawa kemenangan juga kedamaian hidup. Darinya kita belajar bahwa meskipun tampuk kekuasaan berada di tangannya, meskipun ketika itu berbagai Negeri takluk hanya dengan mengayunkan telunjuknya, bukan berarti kesombongan bisa dilakukan olehnya. Ia memahami bahwa dari awal ia tak punya apa-apa. Segalanya adalah milik Allah.

Fetih Sultan Mehmed. Seorang kesatria yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya, lahir ketika sang ayah Sultan Murad II telah selesai membaca Al-Qur'an surat Al-Fath, surat yang berisi janji-janji Allah akan kemenangan kaum muslim. Beliau lahir di Edirne pada 29 maret 1432.

Berubah


Dalam kehidupan kita tak mungkin terlepas dari perubahan. Manusia, hewan juga tumbuhan pun mengalami perubahan. Itulah yang menandakan adanya kehidupan. Berkembang. Bertumbuh.
Perubahan atau pertumbuhan makhluk hidup dari segi biologis mempunyai fase-fase yang dilalui bagi setiap makhluk hidup tersebut. Jika diuraikan disini maka akan membutuhkan deretan kalimat panjang.
Jika ada fase yang paling penting dari adanya perubahan, maka perubahan pola pikirlah yang mungkin ada pada urutan terpenting nomor satu. Pola pikir yang bagaimanakah? Tentu saja pola pikir yang berlandaskan pemahaman islam.
Jika pemahaman islam yang menjadi landasan, maka segala tutur, tingkah dan laku akan dipikirkan berdasarkan hukum-hukum islam. Keridhoan Allah menjadi tolak ukur yang utama.
Maka perubahan menjadi bagian penting dalam kehidupan. Perubahan dari maksiat menjadi taat. Ingkar menjadi patuh. Nongkrong di mall jadi nongkrong di majlis ilmu. Hoby main game jadi hoby baca buku.
Bukankah itu adalah perubahan yang indah?

Cikande, 11 Oktober 2018