Share it

Rabu, 06 November 2019

KEHIDUPAN


Dunia ini penuh warna
Sangat luas sampai-sampai mata tak bisa menjangkau
Pandangan mata seolah terputus di ujung langit

Kita bisa merasa sebanyak yang kita mau di hamparan bumi yang luas ini
Kita bisa berencana,
Melakukan yang terbaik yang kita bisa,
Bertekad dan optimis terhadap keinginan ataupun cita-cita

Dunia ini indah
Sampai-sampai membuat kita lupa dan lalai
Iyah, kita seringkali lupa
Terlena dengan keindahan dan kenyamanan
Seakan hidup ini akan terus berotasi,
Seakan embun pagi akan setia menyambut,
Seakan sinar mentari akan setia menghangatkan,
Seakan bulan telah berjanji menghias sepanjang malam,
Seakan bintang bertekad tetap gemerlap di gelap malam,
Seakan ruh akan tetap Bersama jiwa

Iyah, kita seringkali lupa
Bahwa hidup bukanlah garis panjang yang tiada batas
Kita seringkali lupa bahwa hidup di atas dunia tak ubahnya sebuah titik kecil
Mempunyai batas dan mempunyai akhir

Kita mungkin saja paham, bahwa ada batas untuk bisa berdiri di hamparan bumi ini
Meski begitu, kita sering kali peduli dan tetap sibuk dengan maksiat
Apakabar hati dan pikiran kita? Benarkah ia baik-baik saja?

Merasa takjub dengan berbagai pesona dunia, kenapa tidak?
Tak mengapa
Justru dari sanalah seharusnya akal kita berpikir, ada dzat yang maha segalanya
Yang telah menjadikan jagat raya ini begitu indah, rumit dan kompleks
Dzat yang menciptakan mahluk, alam semesta dan kehidupan

Maka sudah seharusnya kita berpikir, dari mana kita diciptakan? Untuk apa kita dan alam semesta ini ada? Akan kemana kita setelah kehidupan dunia?

Sudahkah kita menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu?
Sudahkah kita menemukan jalan dan tujuan atas berdirinya kita di hamparan bumi yang luas ini?

Tidakkah terpikirkan oleh kita bahwa kelak akan ada kehidupan setelah kehidupan dunia?


Cikande, 31 Oktober 2019


HUJAN

Hujan...
Ia selalu istimewa
Ia mampu menghidupkan yang mati
Dan membasahi yang kering

Hujan...
Ia mampu menciptakan kombinasi rasa yang aneh
tetapi penuh kesejukan
Ia selalu dirindui

Bagaimana jika hati yang mati?
Akankah hujan mampu menghidupkannya?
Bagaimana jika jiwa yang kering?
Akankah hujan mampu membasahi dan menyejukanya?

Akh, urusan hati memang selalu rumit
Bukan oleh hujan ia akan merasai sejuk dan hidup,
Tetapi karena sang pencipta hujanlah hati yang mati akan kembali hidup
Karena sang pencipta hujanlah jiwa yang kering akan kembali  sejuk

Maka, jalan untuk hati kembali hidup dan jiwa kembali sejuk
Adalah jalan kembali dekat kepada-Nya


Cikande, 06 Nopember 2019
Pukul 14.52 WIB

Jumat, 27 September 2019

NGGAK JELAS

Hi My Blog, sudah lama kita tak bersua. Maaf banget yah kamu cuma diisi sama tulisan-tulisan yang nggak jelas. termasuk tulisan ini yang sedang diketik, sama sekali nggak jelas.

Lagipula kau tahu sendiri, sejak kapan aku mengisi blog ini dengan tulisan keren? Nggak ada bagus-bagusnya sema sekali, iya kan?

Kau tahu aku bukan? Aku terkadang nggak jelas seperti ini, dan aku tahu kau selalu mau menerima ketidak jelasan itu.

Aku ingin bercerita banyak, banyak sekali....
Kau tahu? Aku tiba-tiba teringat sesuatu, dan sesuatu itu tidak bisa aku tuliskan di sini.

Please, jangan tanya tentang apa sesuatu itu. Yang pasti sesuatu itu membuatku kembali kepada mimpi-mimpiku.

Jari-jemariku tiba-tiba terasa dingin, seolah dinginnya dua AC di ruang kerja menyerap seluruhnya.  Hatiku? Jantungku? Entah apa yang terjadi di sana, sepertinya sesuatu yang besar telah terjadi.

Akh...apa ini? Bahkan ketika aku mengetik tulisan ini, jeri-jemariku kembali terasa dingin. Wajah berjerawatku pun ikut terasa kaku.

Suasana ruangan ini, suara cempreng Mbak May, suara heboh dua orang China itu, atau suara-suara lainnya yang biasanya aku merasa terganggu, saat ini aku tidak begitu peduli.

Aku tengah fokus dengan sesuatu, jari-jemari yang masih saja terasa dingin, hatiku, jantungku, entah apalagi yang terjadi di sana.

Aku benar-benar pernah memimpikan "sesuatu" itu, bagaimana bisa aku lupa dengan hal indah itu? Meski aku berulang kali mengabaikan,berulang kali berpura-pura tidak mengerti, berulang kali menutup semua hal tentang itu, justru "sesuatu" itu kembali datang dalam ingatan dengan fakta yang membuatku sangat terkejut.

Terkejut? Lebih dari itu, aku bahkan tak bisa berkata apapun.
Hei, ini benar-benar nyata, aku tidak sedang bermimpi.

Aku teringat dengan mimpi-mimpi itu.
Aku pernah memimpikannya, bagaimana bisa aku melupakan itu?

Bukankah itu sangat indah?

Dan yang lebih penting, bukankah aku masih memimpikan hal itu?

Tetapi, tetap saja ini adalah hal tidak jelas. Nanti, entah kapan, mungkin akan ada penjelasan.

****

Akh, sangat menyebalkan. Sejujurnya aku masih ingin bercerita. Tapi badmood tiba-tiba melanda, baru saja ada kabar MATERIAL REJECT. Hufftt...serius ini menyebalkan.



Senin, 10 Juni 2019

My Blog

#CoretanLama


Sore ini aku mebuka salah satu blog seorang penulis muda asal bogor jawa barat. Aku mengenalnya melalui media sosial. Memang sudah dari kemarin aku ingin membuka blognya tetapi baru sore ini  sempet untuk membuka blognya. Itupun aku sempet-sempetin dijam kerja. Hihi.

Sebuah blog yang berisi pengalaman pribadi yang dengan senang hati ia share. Ada ratusan postingan pada blog tersebut dengan bahasa yang bagus. Aku terpaut pada bionya. Tertulis nama lengkap beserta usianya. Dua puluh tiga tahun, usianya sama denganku saat ini. Ia mulai memposting tulisannya pada tahun 2011. Tahun 2011, pada tahun tersebut juga aku memulai membuat blog dan memposting beberapa tulisan. Namun karena aku merasa tulisan tersebut tak layak untuk dibaca, akupun menghapusnya. Aku memang tak punya keahlian khusus dalam hal tulis menulis. Tak punya pengetahuan luas mengenai bahasa. Tak bisa menciptakan kalimat-kalimat yang mampu melelehkan hati.

Jarak antara 2011 sampai 2017 tidaklah sebentar. Aku menyesali banyak waktu yang terbuang. Banyak waktu yang terpakai untuk hal yang sia-sia dan tak ada manfaat. Jika bisa diulang aku ingin memperbaikinya.

Sabtu, 08 Juni 2019

BURUNG BULBUL

#RamadhanBercerita10


"Bunuhlah burung Bulbul itu di tempat yang tak ada satu pun yang dapat melihat." Kalimat itu keluar dari seseorang yang selama ini mengajarkan kebaikan. Membunuh? Apakah benar itu yang diperintahkan?

Ke empat muridnya nyaris terdiam. Benarkah mereka harus membunuh burung Bulbul yang ada di tangan mereka masing-masing? Apakah dengan membunuh burung Bulbul itu bisa membuat mereka lulus ujian dari gurunya itu?

Ha, Ra, Ka dan Yes,  ke empat anak itu berjalan terpencar mengikuti langkah kakinya masing-masing. Menyusuri belantara, mendaki bukit, melewati rimba, mencari-cari tempat yang pas untuk melewati ujian dari gurunya.

Membunuh. Iyah, membunuh adalah ujian yang diberikan oleh gurunya.

Selasa, 14 Mei 2019

Ramadan Bulan Perjuangan

#RamadhanBercerita9

“Ante Cipi…ante Cipi…bangun sholat dulu,”  Suara imut menggemaskan terdengar di telingaku.
Ketika aku membuka mata tampak senyum Khila yang mengembang.

Siang itu setelah perjalanan yang cukup melelahkan membuat mata mudah sekali merem. Haha…alasan bilang aja emang hobby tidur😄

Tapi serius siang itu benar-benar sangat panas. Naik angkot rasanya gak karuan. Keringat meleleh. Tenggorokan kering. Terbayang di kepala Es Kuwut yang sangat segar. Padahal aku bukanlah penikmat sejati minuman sejenis Es. Ketika yang lain bahkan tidak bisa lepas dari minuman dingin atau sejenis Es lainnya, aku justru bertolak belakang. Minum Es saat itu, maka flue melanda seketika itu juga.

Namun, siang itu entah kenapa kepala dipenuhi oleh minuman segar itu. Es Cincau yang tak kalah segarnya dari Es Kuwut ikut terbayang di kepala. Nikmatnya.

Astagfirullah…eling…eling, kan lagi puasa 😅

Menjaga dan Terjaga


#RamadhanBercerita8

“Ketika ekspresi rindu adalah do`a, tak ada cinta yang tak mulia” Kata Kang Azhar dalam kisah Rijal Rafsanjani dan Annisa Larasati.

“Amor Vincit Omnia-Cinta menaklukan segalanya” sebuah motto hidup seorang laki-laki bernama Salman dalam kisah Salman dan Maharani. Perasaan jatuh cinta mengubah Salman, memberi energy untuk secara sukarela menyulap dirinya menjadi orang yang sama sekali berbeda. Adalah Maharani, orang yang paling bertanggung jawab atas episode hidup yang baru itu.

Cinta, begitukah?

Derai Gerimis

#RamadhanBercerita7


Di bawah derai gerimis yang Engkau turunkan sore ini
Dari langit yang terbentang tanpa pondasi,
Aku berlindung kepada-Mu atas gerimis di hati yang kini menyambangi


Di bulan Ramadhan yang di dalamnya terdapat kemuliaan
Aku memohon ampun kepada-Mu atas segala kelalaian,
atas segala dosa, atas segala maksiat, atas segala kedzaliman
dan segala bentuk kesalahan dalam hidup

Di bawah derai gerimis yang sejuk menyentuh wajah,
Aku memohon pertolongan-Mu untuk tetap meraih tanganku,
Menunjuki jalanku dan meridhoi langkahku,

Hati yang gerimis ini menyadari, tak ada tempat lain,
tak ada peraduan lain, kecuali hanya kepada-Mu

Satu-satunya teman hidup
Satu-satunya tempat bercerita dalam segala kondisi

Di bawah derai gerimis
Jiwa yang kini turut gerimis
Memohon ampun kepada-Mu
Atas segala keluh

Radio dan Meong Orange

#RamadhanBercerita6



"Nanti kesini lagi ya. Jangan lama-lama kesini nya yah," Ucap Nenek.

Hari ini ia banyak bercerita. Ia juga bercerita perihal radio satu-satunya yang ia jual. Radio itulah yang menemani kesendiriannya di rumah yang jauh dari kata layak. Siapapun yang melihat kondisinya, air matanya pasti merembes. Bahkan dek Nada yang masih anak-anak pun terlihat menahan air mata.

Ia sendiri di masa tuanya. Sendiri menahan sakit di dalam rumahnya. Rumah itu menimbulkan banyak kecemasan pada kami. Tembok rumahnya terbuat dari geribik. Lantai tanah bisa becek kapan saja. Pondasi kayu mulai rapuh menahan beban. Atap rumah bolong dimana-mana. Sebagian tempat tidurnya basah terkena air hujan. Kamar mandi tak mempunyai sekat bahkan tak menggambarkan sebuah kamar mandi pada umumnya. Tak ada kloset. Hanya berlantai tanah dan potongan batu-bata.

Perasaan seperti tersayat menyergap hati kami. Berdosakah kami tidak menyadari ada saudara kami yang hidup sendiri dalam pesakitan? Berdosakah kami melihat semua itu di depan mata namun tidak ada tindakan?

Nenek kembali membicarakan radionya yang sudah ia jual. Tentu nenek merasa radio itu sangat berharga. Radio yang menemaninya sepanjang hari, membuat kesendiriannya tak terasa sepi.

Meski radio itu kini tiada, Nenek mengatakan masih punya teman yang setia menemani, yaitu si meong berwarna orange. Iyah, meong itu lah yang pertama menyembul dari lubang jendela  menyambut kami ketika kami mengetuk pintu rumahnya.

Cikande, 11 Mei 2019

Aku, Kau dan Kupu-Kupu Kertas

#RamadhanBercerita5

Ternyata konsisten itu berat, ngga ada satupun tulisan di Ramadhan hari ke-5😪
Well, karena tagar #RamadhanBercerita harus tetap berlanjut, sepertinya tak mengapa jika #RamadhanBercerita5 berisi tulisan testimoni. Testimoni? Iyap, testimoni sebuah Novel keren karya kak Irwansyah Pekanbaru. Kebetulan testimoni itu ditulis pada Ramadhan hari ke-5 😄

***

Aku, Kau dan Kupu-Kupu Kertas





Sebuah novel perjalanan hidup tersaji dalam bahasa yang renyah dan natural.

Novel ini adalah novel paket komplit😄
Wahhh…benarkah? Tentu saja benar. Kita akan disambut oleh kisah-kisah masa kecil dalam romantika kehidupan yang nyata. Kemudian, kita diajak menyusuri kehidupan sosial, ekonomi, serta budaya dengan deskripsi yang apik. Kisah cinta pun turut melengkapi cerita dalam novel ini. Cinta yang berbeda, bukan cinta dalam kisah roman picisan.

Karakter kuat tokoh utama menjadikan kisah dalam novel ini terasa hidup dan mengalir. Kisahnya mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca.

Perjalanan hidup, perjalanan rasa, diramu dengan kisah bernafaskan Islam.

Cinta tak melulu berbicara tentang perasaan yang berbunga-bunga. Bukan pula tentang dua hati yang ingin disatukan. Lebih dari itu, cinta adalah hidayah yang mempertemukan hati yang lama terpisah dengan Tuhan-Nya. Cinta yang membawa seseorang pada jalan menuju iman. Merekatkan kerinduan seorang hamba di penghujung hayatnya.

Aku, Kau dan Kupu-Kupu Kertas, apa dan siapa Kupu-Kupu Kertas?
Penasaran kan?😊

Titah Takdir

#RamadhanBercerita4


"Vi, udah buka?" sebuah pesan whatsapp dari seseorang yang aku kenal.
"Udah," Aku membalasnya singkat. Ku tengok jam dinding hampir pukul19.00. Tentu saja aku sudah berbuka puasa.

"Ditemenin apa bukanya?"
"Gorengan," Jawabku dengan jujur. Iyah, waktu itu memang aku berbuka dengan minum teh hangat dan satu gorengan.

Dulu ketika masih di Jawa, moment berbuka puasa adalah moment yang sangat seru. Berbagaimacam makanan bisa masuk ke dalam perut. Sekarang, menyuapkan nasi untuk diri sendiri terasa sangat berat. Entah kenapa selera makan belakangan ini berkurang. Berat badanpun ikut berkurang, sampai-sampai aku merasa syok ketika menimbang berat badan di tempat kerja.

"Kasian, kayak si San*** dong, makan ditemenin sama tulang...tulang rusuk,"


Aku mengerutkan dahi. Jadi ngejapri aku nanyain perihal buka puasa tujuannya buat ngebuly doang?

Rabu, 08 Mei 2019

Si Bungsu



#RamadhanBercerita3

Malam tadi dikirimin foto-foto lama si bungsu waktu masih kecil. Dari foto-foto itu si bungsu masih terlihat imut menggemaskan 😄

Hingga waktu terus berlalu, si bungsu terus bertumbuh. Badan mulai meninggi mengejar tinggi badanku yang sudah mentok.

Si bungsu, dia punya kebiasaan usil yang kadang bikin geleng-geleng kepala. Kemarin ketika aku menelfon ibu, ia meminta berbicara, jadilah si ponsel diserahkan kepadanya.
Aku membatin, kira-kira si bungsu mau cerita apa yah?


Selasa, 07 Mei 2019

TAMU TAK DIUNDANG

#RamadhanBercerita2

Memasuki hari ke-2 bulan Ramadhan. Apa yang akan aku tulis untuk menyanggupi tagar #RamadhanBercerita yang aku buat itu?

Rasanya seperti hendak berbicara di depan banyak orang. Berat dan susah memulai. Baru saja kepala dipenuhi berbagai hal untuk ditulis, ketika jari mulai mengetik buntu pun menyambangi. Yah, ini tepat seperti suasana berat yang dirasa ketika harus berbicara di depan banyak orang. Di depan banyak orang? Dihadapan beberapa orang saja sudah sangat berat untuk memulai😂

Kapan terakhir kali berbicara di depan forum? Awal bulan Mei ini di acara pelatihan public speaking. Yah, hari itu menjadi moment latihan buatku juga teman-teman yang lain. Hari itu aku memberanikan diri maju ke depan forum, mempraktikan public speaking, berbicara sesukaku.

Aku menggunakan kesempatan maju di depan forum untuk membahas buku perdana yang aku tulis. Promosi? Iyah bisa jadi. Hehehe.

OBOR : Menguatkan Cengkraman Cina Akan Indonesia

#RamadhanBercerita1




Oleh : Silpianah (Member Akademi Menulis Kreatif)

One Belt One Road, istilah yang kini melejit menjadi bahan perbincangan berbagai kalangan. One Belt One Road (OBOR) merupakan proyek kerja sama Indonesia Cina yang dikenal dengan sebutan empat koridor. Indonesia mengalokasikan empat koridor untuk proyek tersebut yaitu di Sumatera Utara, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara dan Pulau Bali. Program OBOR merupakan suatu konsep pemetaan jalan yang menghubungkan Asia hingga Afrika dimana terdapat dua peta utama yaitu, 21 st Century Maritime Silk Road (jalur sutra maritime abad 21) dan Silk Road Economic Belt (jalur sutra sabuk ekonomi).

Dilansir oleh Harianjogja.com (28/04/2019), Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan proyek kerja sama Indonesia dan China, One Belt One Road (OBOR) atau yang dikenal dengan sebutan empat koridor, siap dilaksanakan. Sebanyak 23 nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara pebisnis Indonesia dan Tiongkok ditandatangani setelah pembukaan KTT Belt and Forum II di Beijing, Tiongkok, Jumat (26/4/2019).

Rabu, 24 April 2019

Hanya Sebuah Gambar




Dua hari ini aku merasa sangat riweh dengan pekerjaan. Pasalnya setelah perusahaan tempatku bekerja mengikuti pameran di Jakarta awal april lalu, berhasil menarik customer baru berdatangan. Sebetulnya ini kabar baik, itu artinya perusahaan tempatku bekerja masih produktif. Namun hal itu juga menjadi beban baru buatku. Aku yang bertanggung jawab di bagian Development tentu harus memproses segera segala bentuk sample yang diminta para customer baru. Disamping masih memegang beberapa customer dari  brand ternama di bidang sepatu, aku juga  memegang beberapa customer luar seperti NB Vietnam, Cina dan Taiwan.

Serius ini sangat menguras tenaga dan pikiran. Berhasil membuatku istigfar sepanjang hari. Istigfar, berusaha menenangkan diri agar jangan sampai ada keluh kesah dalam hati. Aku berusaha cepat menyelesaikan pekerjaan yang ada meskipun sebetulnya pekerjaan itu berdatangan silih berganti sekalipun siang berganti dengan gelap.

Gerimis di Langit Balaraja

Balaraja diselimuti gerimis sore ini. Angin terasa berkibas-kibas terdengar dari dalam angkot putih yang aku tumpangi. Perjalanan menuju Balaraja sore ini menjumpai macet di beberapa titik, di pertigaan Asem, di pasar Gembong juga yang lebih parah macet di Pertigaan arah kampung Oleg.

Sebelum melewati jembatan layang, aku turun bersama seseorang. Ia mencengkeram tanganku dengan kuat. Menggandengku seolah aku anak kecil  yang hendak menyebrang di jalan raya. Ia berjalan di depan ku dengan tetap menggandeng tanganku. Sejujurnya kondisi seperti itu sedikit membuatku agak sulit berjalan karena banyaknya kendaraan lalu lalang. Mungkin moment bergandengan tangan  akan lebih nyaman ketika kita berjalan beriringan.

IPIN & IPI

Pagi ini langit cikande sedikit mendung. Langit berwarna abu-abu. Angin berhembus menyisakan sejuk di kulit. Sejuknya angin pagi ini mungkin akan terasa dingin jika saja aku masih tertidur di atas kasur. Iyah, itu pasti. Aku sudah berulang kali menyesal mendapati diri terbangun sementara matahari sudah menyingsing ke penjuru bumi. Akh…itu penyesalan terbesar.

Konsisten memang terasa berat. Namun aku tak mau kalah dengan bisikan setan yang menyuruhku untuk tetap berselimut.  Mandi pukul 03.00 atau pukul 03.30 menjadi senjataku untuk mengusir segala kemalasan. Rasanya bahagia sekali bisa beraktifitas pada waktu-waktu tersebut. Yeah, aku menang. Menang melawan ego dalam diri. Selepas subuh membaca buku pun tak kalah menyenangkan. Bahagia kita sendiri yang menghadirkan. 😃

Pukul 06.30, seperti biasanya aku sudah berdiri di depan gang di pinggir jalan menunggui angkot merah. Angkot merah sudah terlihat di ujung jalan. Sambil menunggu aku membaca sebuah novel yang sudah lama tak tersentuh. Ayat-Ayat Cinta 2, novel setebal sekitar enam ratus halaman itu bercerita dengan sangat keren. Aku sangat menyesal baru membacanya sekarang.

Minggu, 20 Januari 2019

Mimpi Itu Nyata



Benarlah bahwa mimpi adalah kisah yang terekam dalam lelap tanpa kesadaran dari si pemimpi. Terkadang kisah itu membekas dan disimpan dengan indah oleh si pemimpi. Biarlah hanya diri sendiri yang tahu betapa membahagiakannya kisah itu.

Sekitar dua minggu yang lalu, hatiku dipenuhi perasaan bahagia dan haru. Di suatu tempat entah di mana dan apa nama tempat itu, aku bertemu dengannya. Bertemu dengan sosok yang dirindu. Kehangatan suasana dalam pertemuan indah yang terjadi  begitu saja menjalar kedalam qalbu.

Namun semuanya hanya kisah yang hanya bisa disimpan sendiri. Tersimpan dengan apik di dalam ruang hatiku.

Aku ingin bertemu dengan nya. Rasanya rindu semakin penuh sesak di dada.

"Mungkinkah kita akan dipertemukan?" sesekali pertanyaan semacam itu memenuhi pikiranku.

Kisah dan skenario yang Allah goreskan teramat indah hingga mimpi adanya pertemuan itu menjadi nyata. Aku benar-benar bisa berada di sampingnya. Mendengarkan suaranya. Mengekpresikan rindu dengan memeluknya. Bu Is, mimpi itu nyata.

Kuasa Allah mengalahakan logika manusia. Sempat membayangkan jika seandainya aku menemuinya di kediamannya di Jember, perjalanan panjang nan melelahkan tergambar sangat jelas. Lelah bisa saja dilawan. Namun perjalanan Serang-Jember tentu memakan waktu lama. Tak mungkin bukan aku melakukan safar tanpa mahrom? sedang jarak teramat jauh bisa sampai dua hari dua malam dengan bus.

Maka jika bukan karena kuasa-Nya, tak mungkin pertemuan dan mimpi menjadi nyata. Di kediaman Cikgu Novita Sari Gunawan di daerah Pamulang Tangerang Selatan, kami dipertemukan. Bertemu dengan Bu Is dan keluarga dari AMK. Sungguh sila ukhuwah yang sangat indah.

Alhamdulillah atas segala nikmat-Mu ya Rabb. Sungguh aku mencinta mereka karena-Mu. Semoga kelak kami dipertemukan kembali di Surga-Mu.

#MimpiItuNyata
#Pertemuan
#Rindu
#Silpianah
#AMK5

Jangan Jadi Penulis Kagetan


"Oalah tema kulwa apa ini?" Batinku ketika menyempatkan diri untuk menyimak kulwa yang berlangsung malam ini.

Ada saja ide dari Cikgu Apu Indragiry yang bikin penasaran ketika kulwa. Gak perlu nunggu lama, langsung deh saya bahas😃

Kaget#: Saat Teman/Orang Lain Sudah Punya Karya

Waduhh kok bener banget ini bahasan "kaget" yang pertama😄

Ekspresi kaget sering kali keluar ketika karya dari teman-teman mulai bermunculan. Kaget. Mereka bisa nerbitin karya, sementara aku belum bisa juga.😰<--more-->

Menjadi Penulis Mulia




Resume kulwa 09/01/2019

Tiga patokan utama agar menjadi penulis mulia. Sebuah tema kulwa yang luar biasa. Tersuguh dengan apik membawa suasana penuh kontemplasi atau perenungan.

Kulwa diawali dengan 3 pertanyaan dasar yang sering disebut sebagai `uqdah al-kubra` atau simpul besar.

Pertanyaan mendasar tersebut adalah
Darimanakah kita berasal?
Untuk apa kita ada di dunia?
Akan kemana kita setelah mati?

Perempuan Bukan Komoditas Dagang



Angka 80 seketika naik daun. Ramai dan penuh sesak di time line fb juga di media online lainnya. Semasa di sekolah Dasar, sayapun menyukai angka itu ketika tertulis rapi di raport tiap kali kenaikan kelas tiba.

Baru-baru ini angka itu melejit menjadi perbincangan publik. Pasalnya sebuah kasus prostitusi online menyeret seorang artis yang cukup terkenal.

Berbagaimacam pembahasan terukir sesuai konsep dan perspektif masing-masing orang.

Memang kasus semisal itu bukanlah hal baru di Negeri ini. Namun miris sekali ketika ada yang menilai sosok perempuan atas dasar materi. Angka 80 jt dinilai sebagai keberhasilan yang melampaui hukum pasar, permintaan dan penawaran. Gila. Apakah seorang perempuan dinilai sebagai komoditas dagang yang bisa dipasarkan?

Masih Tentang Kopdar Dadakan



Sore kemaren diperjalanan balik ke Cikande, seseorang memintaku untuk ke rumahnya.
Akupun sangat ingin menemuinya, seakan rindu benar-benar ingin terobati. Kami intens berkomunikasi. Akupun mengiyakan untuk mampir ke rumahnya di Balaraja.

Perjalanan dari jawa sedikit melelahkan karena macet panjang di sekitaran Bekasi imbas pembangunan jalan. Efeknya pusing dan mual gak karuan. Macet memang memunculkan berbagai macam efek, salah satunya "malas makan."  Perut laper tapi malas makan di perjalanan,  gak bisa bayangin rasanya kayak apa😂

Sempet terlintas untuk mengurungkan niat mampir ke rumahnya. Membayangkan rempong seorang diri dengan tas punggung yang lumayan berat ditambah beban kardus yang lumayan bikin pegel, jadilah niat untuk bertemu semakin pudar.

Tetapi rindu lebih kuat dari sekedar rasa pusing yang mendera. Singkatnya aku kekeh untuk berkunjung ke rumahnya. Selama ini hanya mengenalnya melalui tulisannya. Hanya bersua lewat gawai. Dunia daring memang keren, mampu mendekatkan yang jauh.

TEMAN SETIA


Dari semalam sudah membayangkan perjalanan hari ini.

"Semoga bisa transit dan dapet bis jurusan Balaraja."  Kalimat itu selalu terucap dalam hati.

Naiklah di bis andalan dari PO terdekat dari desaku. Bis mulai bergerak ketika waktu di layar Hp menunjukan pukul 08.05, mundur satu jam dari jadwal pemberangkatan. Satu jam menunggu tentu sangat membosankan. Tak mengapa, aku punya teman yang selalu setia menemani. Menghalau rasa bosan. Mengusir rasa BT.😄

Bis melewati Pagerbarang, sebuah tempat yang menjadi kecamatan desaku. Kanan kiri jalan adalah persawahan yang luas. Ketika aku menengok dari jendela sebelah kanan, pemandangan indah terpampang di sana. Hijau. Sejuk. Sedikit menengok ke belakang, gunung Selamet terlihat gagah. Semoga selalu selamat, sesuai namanya selamet.

Seorang Ayah dan Anak Laki-Laki



Selepas subuh sekitar jam lima lebih sepuluh menitan, aku sudah berada di pinggir jalan cikande permai menunggu angkot putih arah Balaraja. Tak lama angkot putih yang masih tak ada penumpang berhenti.

"Balaraja?" Tanyaku.
"Iyah." Sahut sang supir.
Aku memasuki angkot tersebut. Pak Sopir menjalankan angkotnya dengan pelan. Melirik dengan teliti setiap gang kalau-kalau ada calon penumpang.

Aku membaca doa-doa di dalam hati. Doa-doa dalam perjalanan, istigfar, shalawat dan lainnya. Setiap kali melakukan perjalanan entah jauh ataupun dekat, aku selalu mengingat almarhum kakek. Pasalnya sedari aku kecil beliau selalu mengingatkanku untuk menyibukkan diri berdoa setiap kali pergi ke sekolah.

Angkot putih memperlambat gerak lajunya. Berhenti tepat di depan gang Masjid Muhajirin. Seorang bapak bersama anak laki-laki berumur sekitar tiga belas tahunan menaiki angkot yang saya tumpangi.
"Seorang ayah bersama anaknya." Pikirku dalam hati.
Angkot kembali melaju.
Penumpang bertambah, seorang ibu yang hendak pergi ke pasar.

Setangkup Kisah Ummahat



Setangkup Kisah Ummahat buku perdana karya Bunda Yuli, membacanya serasa sedang dalam suasana halqoh. Serius? Iyah, coba aja baca sendiri bukunya😄

Buku ini sangat bagus dibaca, terkhusus untuk muda-mudi seperti saya😄 Ketika membaca buku ini saya seperti terbawa dalam ruang kehidupan seorang ibu. Seorang ibu dengan segudang aktifitas mulai dari beberes rumah, mencuci pakaian, mencuci piring, menyetrika, menyiapkan makanan untuk suami dan anak-anak, memastikan sang anak belajar dengan baik dan lain-lainnya.

Kisah ummahat dalam buku ini, menggambarkan bagaimana seorang ibu menjalankan perannya namun tetap teguh dalam bingkai aturan Islam. Islam sempurna dan paripurna mengatur segala hal termasuk mengatur kehidupan seorang ibu. Tugas seorang ibu sangatlah berat dan Islam adalah solusi.

Kami Bersama Muslim Uighur




Oleh : Silpianah

Kekerasan, kedzaliman, pemerkosaan, penyiksaan, pembantaian, terjadi di depan mata kita. Pemerintah Cina, mengirim jutaan muslim Uighur dan Kazakh ke kamp-kamp konsentrasi illegal. Mereka  dipaksa untuk mengutuk agama sendiri, memakan makanan haram, mengadopsi ateisme dan berjanji untuk setia pada Negara Cina.

Tak hanya itu, pemerintah Cina juga melarang adanya kegiatan-kegiatan peribadahan, menyebut nama Tuhan, memberi nama islami, berpuasa, dan segala jenis bentuk keagamaan lainnya.

Apa jadinya jika mereka (muslim Uighur) melawan? Penyiksaan. Iyah penyiksaan yang begitu kejam yang mereka dapat. Penyiksaan yang tak jarang merenggut nyawa mereka.

Penulis Kadaluarsa



Penulis kadaluarsa. Dari awal tema tersebut sudah membuat penasaran. Kulwa diawali dengan pertanyaan dari Cikgu :

"Jika di perusahaan, organisasi, institusi kita adalah karyawan atau staf, kita bertanggung jawab ke atasan atau bos. Jadi kalo kinerja jelek bos boleh memecat kita. kalau penulis itu kerja ke siapa? Bosnya siapa?"

Mikir keras. Dari awal saya fokus dengan kata "Kadaluarsa." Bagaimana penulis bisa dikatakan kadaluarsa?

Eits..sabar...harus jawab dulu pertanyaan di atas😄
Seorang penulis siapakah bos nya? Siapalah yang berhak untuk memecatnya?

Jatuh Cinta



Sebuah kombinasi perasaan yang aneh,
Suatu waktu aku merasa jantung ini berdegup tak teratur seperti derap kaki kuda yang berlari tanpa ampun.

Suatu waktu aku merasa kesedihan yang mengalir deras memenuhi ruang yang disebut perasaan yang kemudian ngilu menjalar keseluruh tubuh. Kesedihan datang perlahan tersebab peristiwa-peristiwa di masa lalu.

Suatu waktu aku merasa tak bisa berkata sedikitpun selain keterpesonaan yang membuncah teramat dalam.

Jatuh cinta yang membuat hati menderu-deru dan menghadirkan garis-garis kebahagiaan yang terlukis pada senyuman yang paling tulus.

Aku menemukan fakta bahwa jatuh cinta terhadapmu adalah suatu keberuntungan.

Lalu siapakah gerangan sosok yang mempesona itu? Siapakah gerangan yang menghadirkan perasaan-perasaan dengan kombinasi yang aneh itu?

Sabtu, 19 Januari 2019

Gerimis & Rindu



Suasana sore di bawah langit Cikande begitu bising. Kendaraan lalu lalang memadati jalan. Terkadang kendaraan-kendaraan itu berderet-deret karena macet. Tepat di depan toko yang sedang aku jaga motor-motor berderet dengan klakson yang saling bersautan. Ramai, bising dan macet, begitulah suasana Cikande saat weekend tiba.

Ketika suasana toko senggang, aku menyempatkan diri untuk berjalan-jalan di gang perumahan. Semilir angin terasa sejuk menelisik kulit. Rintik-rintik gerimis berjatuhan dari syahdunya langit sore. Seketika aku merasa bahagia yang luar biasa. Rintik-rintik hujan itu membelai wajahku dengan lembut. Hmm.. tak bisa dijelaskan. Rasanya bahagia dengan suasana seperti ini, seperti rindu yang terbayar.

Rak Buku dan Teror



Berbagai macam buku yang berjajar di rak buku bagiku adalah pemandangan indah. Mengingat rak buku, membuatku mengingat salah seorang sahabatku. Kenapa? Pasalya sahabatku yang satu ini sedang berjuang membangun sebuah perpustakaan. Dari awal ia sudah menjelaskan bagaimana konsep dan rencana mengenai perpustakaan tersebut.

Dengan tujuan menarik anak-anak remaja untuk mencintai buku ia dengan semangat mengeluarkan uang pribadi hasil kerjanya setiap hari untuk biaya pembangunan sebuah ruangan yang nantinya bakal dijadikan sebagai tempat buku-buku. Tadi malam ia mengabarkan, proyek perpus sudah sampai pengukuran pintu. ini luar biasa. Sesuatu yang belum tentu bisa aku lakukan.

Aku dan teman-teman yang lain yang mengetahui mengenai proyek ini turut bersemangat dan  sangat mendukungnya. Kita akan sama-sama membantu untuk buku-buku yang bakal dijajar di rak buku nantinya.

Namun ada suatu hal yang menjadi terror buatku. Terror yang membuatku susah tidur belakangan ini. Apa pasal? Aku ditodong oleh sahabatku, lebih tepatnya ditagih. Ditagih untuk segera memberikan buku karya sendiri untuk dijejer di rak buku bersama buku-buku yang lain.

Perempuan Senja



Dialah perempuan senja, darinya terpancar cahaya yang menerangi juga kobaran semangat yang amat tinggi. Kehangatan menjalar tiap kali lisannya penuh riang. Ketika luapan kata darinya begitu ringan, ia seakan memeluk dan merangkul jiwaku.

Dialah perempuan senja yang melahirkan karya besar diusia 60 tahun. Bukunya "Senja di Jalan Dakwah" menjadi bukti kesungguhannya berdiri di jalan dakwah.
Umurnya boleh senja namun karya dakwah tetap indah layaknya senja sore yang memukau. Fisiknya boleh saja lemah, namun semangat tetap berjiwa muda.

Bukunya "Senja di Jalan Dakwah" telah menemani perjalanan di Aksi 212. Saya tak menyangka bahwa kabar mengenai bukunya yang saya ajak jalan-jalan di Aksi 212 menjadi hal yang mengharukan bagi beliau.😍

Quantum Writer



Quantum Writer. Begitulah tema kulwa yang disajikan oleh Cikgu Apu Indragiri di AMK.

“Wahh…ini tentu sesuatu yang menarik.” Batinku.

Dari awal baca tema kulwa yang dibocorin di fb, saya sudah penasaran. Ketika kulwa berlangsung ternyata menarik sekali. Membahas bahasan dengan bahasa intelektual.

Membaca atau menulis kata “Quantum” membuat saya flashback dengan mata pelajaran fisika di masa sekolah. Yang saya ingat pertama kali dari kata quantum adalah fisika, salah satu mata pelajaran pada jurusan IPA ditingkatan MA maupun SMA. Kata “quantum” lebih sering muncul pada bab Mekanika Quantum yang kalo tidak salah dipelajari di kelas XII. Mekanika Quantum lebih rinci membahas tentang teori atom seperti teori atom Bohr, teori atom mekanika quantum De Broglie, teori Schrodinger, teori Heizenberg, asas Hund, bilangan kuantum dan lain sebagainya.

MOTIF PENULIS



MOTIF menjadi tema kulwa kali ini. Ada dua pertanyaan dari Cikgu Apu Indragiry diawal pembukaan kulwa, yaitu : sudah rutin latihan? Sudah rutin baca buku?

pertanyaan sederhana namun sangat menampar. Jika saya rutin latihan sudah tentu resume sudah saya tulis tiga hari yang lalu. Nyatanya baru hari ini menuliskan resume. Ini menjadi pengingat buat saya untuk tetap rutin latihan dan mengejar ketinggalan.

Pertanyaan barupun muncul, "Apa motif saya menjadi penulis?"

// Simbol dan Interpretasi //



Simbol atau symballo dalam bahasa Yunani yang berarti melempar bersama-sama, melempar atau meletakan bersama-sama dalam satu ide atau gagasan objek yang kelihatan sehingga objek tersebut mewakili gagasan. Simbol mewakili ide yang diwujudkan dalam satu objek.

Simbol dapat menggambarkan jati diri seseorang. Contohnya simbol mata satu menunjukan lambang dajjal.

Kemudian yang ramai dibicirakan saat ini mengenai bendera Tauhid, ada yang menafsirkan sebagai bendera ormas dan ada pula yang menafsirkan sebagai bendera Rasulullah. Maka apapun interpretasinya, semua tergantung si interpreter.

Bendera Tauhid




Bendera Tauhid
Bendera Umat Islam
Bendera Tauhid
Bendera Umat Islam

Begitu kalimat pembuka pada tulisan yang saya posting di facebook. Postingan disertai dengan foto-foto aksi bela kalimat tauhid pada tanggal 24 oktober lalu di kota Serang.

Demi Allah, ini adalah bentuk rasa kecewa atas pembakaran bendera Tauhid yang terjadi di Garut. Bukan atas kepentingan kelompok manapun. Kami membela kalimat tauhid, bukan berarti kami membeci suatu kelompok. Ini adalah wujud rasa kecewa dan sakit hati atas pembekaranan bendera tauhid. Bendera tauhid, bukan bendera HTI.

Namun nampaknya postingan seperti itu membuat panas sebagian orang. Mereka mencela, mencemooh, sesumbar, menuduh, menjudge dengan kalimat-kalimat yang tak pantas diucapkan seorang muslim.

Bendera Tauhid Milik Kami, Ummat Islam




Oleh: Silpianah (Akademi Menulis Kreatif)

Bendera Tauhid
Bendera Umat Islam
Bendera Tauhid
Bendera ummat Islam

Serang, 24/10/2018. Terdengar suara yang amat tegas dari gegap gempita peserta Aksi Bela Kalimat Tauhid siang ini. Aksi bela kalimat tauhid dibuka dengan sholat dzuhur berjamaah di Masjid Agung Ats Tsauroh Kota Serang. Aksi ini diselenggarakan oleh Forum Persaudaraan Ummat Islam Banten (FPUIB). Aksi ini dilakukan untuk mengecam atas pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum anggota Banser.

selaku ummat Islam, sudah selayaknya kita merasa gerah bahkan marah dengan kejadian tersebut. Sebab pembakaran bendera tauhid adalah peristiwa menyakitkan yang menimpa Islam dan kaum muslimin.

Rabu, 16 Januari 2019

LGBT Menjamur, Masyarakat Bertempur




Oleh : Silpianah 
(Member Akademi Menulis Kreatif)

Mediaoposisi.com- Percuma ganteng kalo pasangannya juga ganteng. Begitulah jargon yang saat ini tengah dikampanyekan di beberapa media sosial oleh orang-orang yang tidak mendukung adanya LGBT.
Dewasa ini virus LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender) kian mewabah. Pelaku LGBT semakin berani secara terang-terangan memperlihatkan aktivitasnya. Pun para aktivis pendukung nya semakin gencar menyuarakan dilegalkannya hubungan sesama jenis.
Dilansir oleh DetikNews (19/10/2018), polisi menciduk dua pria pasangan sesama jenis yang mengelola grup Facebook gay di Bandung. Tak hanya mengelola keduanya juga mendapat keuntungan dari menjual alat-alat kontrasepsi.
Wadirkrimsus Polda Jabar AKBP Hari Brata mengatakan pasangan bernama Ikhsan Syamsudin alias Isan (28) dan kekasih prianya Iwan Hermawan alias Boy (26) tersebut mendapat keuntungan dari mengelola grup di Facebook. Keuntungan didapat dari menjual alat kontrasepsi untuk melakukan hubungan.
Tak hanya di Bandung, sejumlah komunitas lelaki suka lelaki (LSL) atau gay terpantau di Banten melalui media sosial (medsos). Setidaknya ada empat akun facebook dengan ribuan anggota, di mana tiga diantaranya masih aktif. Para pengikutnya terindikasi sebagai pria dewasa bahkan anak usia sekolah. Panelusuran Banten Raya, keempat akun grup facebook itu terdiri atas nama Gay Tangerang, Teluknaga, Kosambi, Bandar aM1, Cikokol, Cimone, Tanah Tinggi. Grup ini memiliki pengikut sebanyak 7.326. Grup ini cukup aktif karena para anggotanya sering mengunggah komentar atau konten berbau aktivitas gay. (Bantenraya.com/15/10/2018).

Pelayan Setia Sang Penulis




Oleh: Silpianah

Sebenarnya dia dekat, namun terkadang sering dilupakan. Padahal dialah yang paling setia memenuhi segala kebutuhan seorang penulis ataupun calon penulis.
Sejak pertama mendengar bahwa seorang penulis mepunyai pelayan yang paling setia yang sedia 24 jam penuh memenuhi kebutuhan si penulis, jujur saya dirundung rasa penasaran yang amat tinggi.
Kulwa oh kulwa, setiap kali Cikgu Apu Indragiri membagi ilmu kepenulisannya selalu saja fress dan tak terduga. Kali ini tentang pelayan setianya seorang penulis. Dan ini adalah resume sederhana dari kulwa tersebut.
Pelayan setia sang peniulis. Siap gerangan pelayan setia seorang penulis? Sama hal nya di sebuah restaurant, hotel ataupun tempat makan, pelayan selalu menyediakan apa yang kita minta. Ketika kita memesan appetizer (maknan pembuka), ia siap mengantar ketika kita memesan main course (makanan utama), ia pun siap mengantar. Dan ketika kita meminta dessert (makana penuup), ia pun tak menolak untuk mengantar. <-- more--="">

Fetih Sultan Mehmed VS Dracula



Fetih Sultan Mehmed, saya rasa nama itu sudah dikenal banyak orang. Ia lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Al-Fatih sang penakluk. Tapi mungkin saja masih ada yang belum mengenalnya, untuk itu saya selalu bersemangat membicarakan ataupun menulis tentangnya walaupun yang saya ketahui hanya sedikit.

Fetih Sultan Mehmed adalah bukti jaya dan gemilangnya peradaban Islam. Sebuah kebanggaan yang sudah seharusnya tersemat dalam diri setiap muslim. Kebanggaan bahwa dengan mengikuti aturan-aturan Allah secara menyeluruh membawa kemenangan juga kedamaian hidup. Darinya kita belajar bahwa meskipun tampuk kekuasaan berada di tangannya, meskipun ketika itu berbagai Negeri takluk hanya dengan mengayunkan telunjuknya, bukan berarti kesombongan bisa dilakukan olehnya. Ia memahami bahwa dari awal ia tak punya apa-apa. Segalanya adalah milik Allah.

Fetih Sultan Mehmed. Seorang kesatria yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya, lahir ketika sang ayah Sultan Murad II telah selesai membaca Al-Qur'an surat Al-Fath, surat yang berisi janji-janji Allah akan kemenangan kaum muslim. Beliau lahir di Edirne pada 29 maret 1432.

Berubah


Dalam kehidupan kita tak mungkin terlepas dari perubahan. Manusia, hewan juga tumbuhan pun mengalami perubahan. Itulah yang menandakan adanya kehidupan. Berkembang. Bertumbuh.
Perubahan atau pertumbuhan makhluk hidup dari segi biologis mempunyai fase-fase yang dilalui bagi setiap makhluk hidup tersebut. Jika diuraikan disini maka akan membutuhkan deretan kalimat panjang.
Jika ada fase yang paling penting dari adanya perubahan, maka perubahan pola pikirlah yang mungkin ada pada urutan terpenting nomor satu. Pola pikir yang bagaimanakah? Tentu saja pola pikir yang berlandaskan pemahaman islam.
Jika pemahaman islam yang menjadi landasan, maka segala tutur, tingkah dan laku akan dipikirkan berdasarkan hukum-hukum islam. Keridhoan Allah menjadi tolak ukur yang utama.
Maka perubahan menjadi bagian penting dalam kehidupan. Perubahan dari maksiat menjadi taat. Ingkar menjadi patuh. Nongkrong di mall jadi nongkrong di majlis ilmu. Hoby main game jadi hoby baca buku.
Bukankah itu adalah perubahan yang indah?

Cikande, 11 Oktober 2018