#RamadhanBercerita3
Malam
tadi dikirimin foto-foto lama si bungsu waktu masih kecil. Dari foto-foto itu
si bungsu masih terlihat imut menggemaskan 😄
Hingga
waktu terus berlalu, si bungsu terus bertumbuh. Badan mulai meninggi mengejar
tinggi badanku yang sudah mentok.
Si
bungsu, dia punya kebiasaan usil yang kadang bikin geleng-geleng kepala.
Kemarin ketika aku menelfon ibu, ia meminta berbicara, jadilah si ponsel
diserahkan kepadanya.
Aku
mulai mengajaknya ngobrol. Menanyakan seputar sekolahnya. Ia menimpali dan
ngobrol seperti biasa. Tiba-tiba aku dikagetkan dengam suara ocehan kucing di
seberang sana. Meong...meong..meong..
Kemana
si bungsu? Kenapa suara kucing sangat dekat?
Beberapa
saat sahutanku dibalas oleh suara kucing yang mengoceh.
Setelah
agak lama terdengar suara Ibu yang mengomel ke si bungsu. Sementara itu si
bungsu terdengar cekikikan.
Hahaha
ada-ada aja kelakuan si bungsu. Itu ponsel malah diserahkan kepada si empus.
Dia sengaja diam dan membiarkan si empus yang mengoceh.
Satu
kucing induk dan tiga anak kucing itu sudah sering dibawa ke tempat tidur oleh
si bungsu. Dikasih selimut, di sayang-sayang bahkan diciumin. Ibu tak pernah
melarangnya, hanya saja Ibu akan mengomel ketika kucing-kucing itu membuang
kotoran di sembarang tempat. J
Kadangkala
si bungsu hoby bikin Ibu panik. Bagaimana tidak panik, si bungsu suka bawa gergaji,
pisau dan juga golok keluar rumah. Eits…bukan untuk melukai orang lain,
alat-alat itu digunakan si bungsu untuk bereksperimen. Sibuk sendiri tahu-tahu
sebuah mobil-mobilan kayu berhasil dibuatnya
Ketika
duduk di Sekolah Dasar mungkin sekitar kelas dua atau mungkin kelas tiga si
bungsu membuat sebuah kotak dari kayu yang difungsikan sebagai tempat untuk
menyimpan uang.
“Dia
memang kreatif,” gumamku dalam hati.
Sampai
sekarang ini kotak kayu itu masih ada di pojok kamar. Memang disitulah si
bungsu menyimpan hartanya. Haha. Aku suka mengintip tabungannya itu. Kadang
isinya lumayan kadang juga kosong blong.
Si
bungsu selalu tak bisa diam. Sementara Ibu sering kali dibuat was-was dan spot
jantung. Ibu tentu khawatir si bungsu terluka atau terkena bahaya ketika
bermain.
Hobby
si bungsu yang sampai saat ini masih dilakukan yaitu nongkrong di pucuk pohon manga
yang ada di depan rumah. Tentu saja hal itu membuat Ibu was-was. Ibu khawatir
kalau-kalau si bungsu jatuh.
Si
bungsu yang imut dan menggemaskan itu kini semakin bertumbuh. Bertemu si bungsu
hanya bisa dilakukan ketika aku mudik. Hal itu terkadang membuatku merasa
pangling. Tubuhnya semakin tinggi dan kulitnya bertambah hitam.
Ramadhan
hari ketiga ini, aku sudah membayangkan masa-masa mudik, bertemu dengan si
bungsu, Ibu, keluarga dan kerabat.
Cikande,
08 Mei 2019
Pukul
12.58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar