Share it

Selasa, 14 Mei 2019

Titah Takdir

#RamadhanBercerita4


"Vi, udah buka?" sebuah pesan whatsapp dari seseorang yang aku kenal.
"Udah," Aku membalasnya singkat. Ku tengok jam dinding hampir pukul19.00. Tentu saja aku sudah berbuka puasa.

"Ditemenin apa bukanya?"
"Gorengan," Jawabku dengan jujur. Iyah, waktu itu memang aku berbuka dengan minum teh hangat dan satu gorengan.

Dulu ketika masih di Jawa, moment berbuka puasa adalah moment yang sangat seru. Berbagaimacam makanan bisa masuk ke dalam perut. Sekarang, menyuapkan nasi untuk diri sendiri terasa sangat berat. Entah kenapa selera makan belakangan ini berkurang. Berat badanpun ikut berkurang, sampai-sampai aku merasa syok ketika menimbang berat badan di tempat kerja.

"Kasian, kayak si San*** dong, makan ditemenin sama tulang...tulang rusuk,"


Aku mengerutkan dahi. Jadi ngejapri aku nanyain perihal buka puasa tujuannya buat ngebuly doang?



Akh..bener-bener. Ternyata ngebuly secara langsung nggak cukup baginya.
But it's ok, aku sudah terbiasa. Terlebih yang melakukan pembulyan adalah musrifahku sendiri.

O yah, rasanya terlalu mengerikan jika hal itu disebut sebagai pembulian😂

Aku hanya bisa membalas pesannya dengan emoticon nyengir seperti biasa.
Hari berbuka puasa selanjutnya, semoga tak ada pesan-pesan semacam itu ke ponselku😄

Tetapi mungkin memang sudah waktunya bullyan itu semakin gencar menerpa diri. 😪
It's ok..it's ok...terima saja.

Setelah emoticon nyengir yang aku kirimkan itu, bermunculan pertanyaan darinya, pertanyaan yang terlihat serius dan cukup membuatku terpojok. Namun pesan balasan yang aku kirimkan berhasil membuat obrolan kembali dalam suasana normal😂

"Tenang aja, mohon do'a nya, aku manut sama titah takdir," Jawabku via chat waktu itu.
Hal itu ternyata membuatnya terfokus dengan kata "Titah Takdir"

"Titah Takdir, bagus juga buat tema tulisan." Katanya.

Titah takdir. Tentu saja aku percaya akan garis takdir-Nya. Perihal jodoh, bukankah Allah sudah menuliskannya jauh sebelum diri ini terlahir ke dunia?

Apa yang bisa aku lakukan selain bersabar dan menunggu? Menunggu dalam ketaatan. Berusaha menjadi sebaik-baik hamba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar