Share it

Sabtu, 08 Juni 2019

BURUNG BULBUL

#RamadhanBercerita10


"Bunuhlah burung Bulbul itu di tempat yang tak ada satu pun yang dapat melihat." Kalimat itu keluar dari seseorang yang selama ini mengajarkan kebaikan. Membunuh? Apakah benar itu yang diperintahkan?

Ke empat muridnya nyaris terdiam. Benarkah mereka harus membunuh burung Bulbul yang ada di tangan mereka masing-masing? Apakah dengan membunuh burung Bulbul itu bisa membuat mereka lulus ujian dari gurunya itu?

Ha, Ra, Ka dan Yes,  ke empat anak itu berjalan terpencar mengikuti langkah kakinya masing-masing. Menyusuri belantara, mendaki bukit, melewati rimba, mencari-cari tempat yang pas untuk melewati ujian dari gurunya.

Membunuh. Iyah, membunuh adalah ujian yang diberikan oleh gurunya.



***
Ka, adalah anak pertama yang datang menghadap gurunya. Ia menuturkan bahwa ia tak sampai hati membunuh burung Bulbul yang ada di tangannya. Ia menjualnya kepada seseorang yang ia temui di jalan. Sang guru memberinya nasehat, ia menyayangkan muridnya yang menjual burung Bulbul tersebut.  Seseorang yang membeli burung Bulbulnya adalah seseorang yang sudah lama mencari keberadaan burung tersebut guna dijadikan obat untuk anaknya yang telah lama sakit. Seharusnya Ka memberikan burung itu tanpa meminta bayaran.

Sementara Ha dan Ra datang dengan penuh semangat. Mereka merasa telah menyelesaikan tugasnya dengan sempurna yaitu membunuh burung Bulbul yang ada di tangan mereka masing-masing.

Raut wajah sang guru sangat sedih mendapati kedua muridnya, Ha dan Ra. Tangan mereka telah ternodai oleh darah. Darah atas rasa sombong dan congkak. Mereka merasa berhak atas kematian.

"Benarkah tidak ada yang melihat kalian membunuh burung Bulbul itu?" Tanya sang guru dengan nada bergetar.

"Benar wahi guruku." Ha sangat optimis.

"Bahkan malaikat maut dan tuhan sang pencipta?" Suara sang guru masih bergetar.

Berbeda dengan Ha, Ra sangat menyesali perbuatannya. Ketika suasana tegang dan hening, Yes datang menghadap. Kakinya berdarah-darah. Beberapa bagian pakaiannya sobek. Burung Bulbul masih berada di tangannya.

"Wahai guruku, aku tidak akan lulus dari ujian yang engkau berikan. Aku sudah menyusuri belantara ini, aku sudah mendaki setiap bukit yang ada, aku sudah memasuki setiap gua yang ada, tetapi aku tidak menemukan satu tempatpun yang luput dari penglihatan sang pencipta." Yes berlinang air mata.

Sang guru merasa bahagia atas apa yang Yes perbuat. Dialah satu-satunya murid yang lulus dari ujian kematian yang ia berikan.

Bahagia dan sedih sang guru bercampur menjadi satu bersama hawa belantara yang mulai gelap.


***
Seru juga yah nulis kayak gitu?
Itu tulisan sendiri?
Ahahaa...atuh iya lah. Hanya saja pada tulisan diatas, nama tokoh dan arah cerita bersumber dari sebuah buku. Tulisan, kalimat serta dialog, versiku. It's ok, right??😄

Tidak ada komentar:

Posting Komentar