Share it

Rabu, 06 Desember 2017

Sahabat Taat Part 1

Aku selalu merasa bahagia karena aku punya mimpi. Entah kekecewaan, kesedihan serta kegagalan harus aku temui. Semua orang punya definisi sendiri dengan kata bahagia. Semakin kutemukan bahagia itu ketika orang lain merasa bahagia sebab diri ini. Semakin kutemukan bahagia itu ketika orang lain tersenyum sebab diri ini.

Dan lagi, semua orang punya definisi sendiri dengan kata bahagia. Tak semua orang setuju dengan pemikiran kita. Bahkan terkadang hal yang positif sekalipun tetap dianggap buruk. Yang lebih menyakitkan, yang lebih mengecewakan, orang terdekat kitalah yang sering menganggap buruk niat baik kita. Kenapa? Kenapa ada kecewa dan rasa sakit? Bukankah pengharapan kepada selain Allah hanya akan berbuah kecewa.

Tak mengapa demikian. Tak mengapa terlihat buruk di mata manusia. Aku lebih merasa sedih dan takut terlihat buruk di mata Dzat yang memberi bahagia.

Jalan hijrah tak selamanya mulus. Aku sudah memutuskan di jalan ini. Akupun tahu pasti ada resiko dari keputusan ini. Hijrah sebenarnya mudah, tetapi untuk bisa bertahan sangatlah sulit. Bukan hijrah namanya kalau tidak ada kesulitan. Tak mengapa harus melalui perjalanan terjal dan berliku, Allah maha baik, Ia mempertemukanku dengan orang-orang yang mau menggenggam tangan ini menuju surga-Nya. Dialah sahabat dalam taat yang menguatkan dalam perjalanan ini. Sahabat taat yang tak pernah lelah mengingatkan kebaikan. Sahabat taat yang selalu mengajarkan kesabaran ketika diri ini lemah dan hampir menyerah. Sahabat taat yang dengan lembut mengatakan bahwa kesabaran itu sebenarnya tiada berbatas.

"Sesungguhnya dibelakangmu nanti akan ada hari-hari penuh kesabaran. Sabar pada hari itu seperti hal nya memegang bara api..." (HR.Abu Dawud).




To Be Continue



Tidak ada komentar:

Posting Komentar