Ghea (The Teenager)
Namaku Ghea. Teman-teman di kelas mengenalku sebagai si
pendiam. Mungkin begitu atau mungkin ini hanya persepsiku saja menempatkan diri
sebagai si pendiam. Aku tak suka banyak berbicara. Aku lebih asyik menggunakan
waktuku bersama buku-buku yang aku pinjam di perpus sekolah. Diam bukan berarti
tak peduli dan tak ada kepekaan. Aku mengenal dengan baik satu persatu penghuni
kelas. Pertemanan ataupun persahabatan terjalin dengan baik.
Aku berbeda dengan Risa, teman sebangkuku. Ketika aku
hanya mampu tersenyum, dia bisa tertawa dengan lepasnya. Ketika aku hanya mampu
berucap satu dua kata, berbaris-baris kalimat bisa terucap dari mulutnya. Sangat
berbeda namun kenyamanan menyatukan kita dalam keakraban. Seiring berjalannya
waktu aku menemukan kesamaan-kesamaan antara aku dan risa. Mulai dari sama-sama
hoby pinjam buku di perpus, sama-sama hoby isi mading sekolah dengan gambar,
puisi dan juga cerita pendek. Sama-sama suka menggambar. Sama-sama suka
bergandengan tangan. Bahkan sampai sekarang aku masih suka bergandengan tangan
dengan orang-orang yang hadir di kehidupanku. Aku hampir lupa tak menyebutkan
satu kesamaan lagi antara aku dan risa, yang ini bisa dibilang konyol, aku dan
risa sama-sama memimpikan seseorang yang kami sebut sebagai pangeran dalam
mimpi. Pangeran dalam mimpi seseorang yang tidak ada di dunia nyata. Hanya imajinasi.
Hari-hari berlalu seperti biasa. Berangkat sekolah. Mengerjakan
tugas. Meminjam buku di perpus. Membaca buku di sudut perpus di jam istirahat. Menggambar
atau menulis puisi pendek untuk di isi ke mading sekolah. Mengenai gambar,
puisi, atau cerita pendek yang aku isi di kotak mading tak pernah aku tulis
identitas asliku, aku hanya menulisnya “The
Teenager” sebagai nama pengirim. Tidak ada maksud untuk membuat penasaran,
tetapi aku merasa bebas berekspresi apapun karena jujur saja aku tidak punya
rasa percaya diri ketika orang lain membaca ataupun melihat karya yang
sederhana itu.
Pernah suatu waktu diadakan lomba pengisi mading terbaik,
keika itu aku menulis sebuah cerita pendek dengan judul “Kania (Gadis Berwajah Duka)” seperti biasa aku menulis nama
pengirim dengan sebutan “The Teenager”.
Tiba dihari pengumuman pemenang, aku membaca pengumuman itu yang sudah di
tempel di mading. The Teenager tertulis sebagai pemenang di mading itu. Panitia
meminta untuk segera mengambil hadiah yang sudah disediakan. Namun aku
mengurungkan niat untuk mengambil hadiah itu. Aku tak ingin orang-orang tahu bahwa
“The Teenager” itu adalah aku.
To Be Continue
Part of Pangeran Dalam Mimpi New Version
Tidak ada komentar:
Posting Komentar