Share it

Rabu, 03 Januari 2018

Ghea (The Teenager)




Ghea (The Teenager)
Namaku Ghea. Teman-teman di kelas mengenalku sebagai si pendiam. Mungkin begitu atau mungkin ini hanya persepsiku saja menempatkan diri sebagai si pendiam. Aku tak suka banyak berbicara. Aku lebih asyik menggunakan waktuku bersama buku-buku yang aku pinjam di perpus sekolah. Diam bukan berarti tak peduli dan tak ada kepekaan. Aku mengenal dengan baik satu persatu penghuni kelas. Pertemanan ataupun persahabatan terjalin dengan baik.


Aku berbeda dengan Risa, teman sebangkuku. Ketika aku hanya mampu tersenyum, dia bisa tertawa dengan lepasnya. Ketika aku hanya mampu berucap satu dua kata, berbaris-baris kalimat bisa terucap dari mulutnya. Sangat berbeda namun kenyamanan menyatukan kita dalam keakraban. Seiring berjalannya waktu aku menemukan kesamaan-kesamaan antara aku dan risa. Mulai dari sama-sama hoby pinjam buku di perpus, sama-sama hoby isi mading sekolah dengan gambar, puisi dan juga cerita pendek. Sama-sama suka menggambar. Sama-sama suka bergandengan tangan. Bahkan sampai sekarang aku masih suka bergandengan tangan dengan orang-orang yang hadir di kehidupanku. Aku hampir lupa tak menyebutkan satu kesamaan lagi antara aku dan risa, yang ini bisa dibilang konyol, aku dan risa sama-sama memimpikan seseorang yang kami sebut sebagai pangeran dalam mimpi. Pangeran dalam mimpi seseorang yang tidak ada di dunia nyata. Hanya imajinasi.

Hari-hari berlalu seperti biasa. Berangkat sekolah. Mengerjakan tugas. Meminjam buku di perpus. Membaca buku di sudut perpus di jam istirahat. Menggambar atau menulis puisi pendek untuk di isi ke mading sekolah. Mengenai gambar, puisi, atau cerita pendek yang aku isi di kotak mading tak pernah aku tulis identitas asliku, aku hanya menulisnya “The Teenager” sebagai nama pengirim. Tidak ada maksud untuk membuat penasaran, tetapi aku merasa bebas berekspresi apapun karena jujur saja aku tidak punya rasa percaya diri ketika orang lain membaca ataupun melihat karya yang sederhana itu.

Pernah suatu waktu diadakan lomba pengisi mading terbaik, keika itu aku menulis sebuah cerita pendek dengan judul “Kania (Gadis Berwajah Duka)” seperti biasa aku menulis nama pengirim dengan sebutan “The Teenager”. Tiba dihari pengumuman pemenang, aku membaca pengumuman itu yang sudah di tempel di mading. The Teenager tertulis sebagai pemenang di mading itu. Panitia meminta untuk segera mengambil hadiah yang sudah disediakan. Namun aku mengurungkan niat untuk mengambil hadiah itu. Aku tak ingin orang-orang tahu bahwa “The Teenager” itu adalah aku.

To Be Continue
Part of Pangeran Dalam Mimpi New Version



Tidak ada komentar:

Posting Komentar