Share it

Senin, 29 Januari 2018

Penghianatanku

Dear My Blog, kau tahu aku merindukan menulis sesuatu di sini. Sembilan belas hari sudah aku tak menengokmu. Aku bukan melupakan mu, bukan. Aku selalu ingin membuatmu berwarna dengan berbagai macam hal.

Dear My Blog, bolehkah aku bercerita disini? aku tak punya sesuatu yang menarik untuk diceritakan. Kau tahu sekitar dua minggu yang lalu ada banyak yang ingin aku ceritakan disini. Benar-benar aku tak bisa membendung nya. Hati ini bekecamuk, berada pada puncaknya. Menggebu, berapi-api, terlalu bersemangat.

Namun seketika semua itu menghilang. Kau tahu kenapa? Aku telah melewatkan waktu, membiarkan penundaan terjadi. Hingga aku menyadari betapa penundaan itu menghilangkan apa-apa yang sudah aku bayangkan.

Penundaan yang bermula dari satu menit, dua menit, tiga menit, kemudian lima menit, yang berujung penundaan dengan selang waktu yang lebih lama. setengah jam, satu jam, hingga akhirnya terkapar garis-garis yang membentuk mimpi. Hilang.

Hal itu membuat aku kacau. Aku merasa aku telah menghianati apa yang sudah aku tulis dalam perencanaan kecil hidupku. Aku merasa seperti teriris sembilu, ngilu, ketika aku membaca berulang ulang perencanaan kecil itu. 

Dear My Blog, sederet kalimat dalam perencanaan kecil itu akankah mau memaafkanku atas penghianatan yang aku lakukan?? Aku bisa bangkit untuk menghapus penghianatan itu.

Dear My Blog, cukup seperti ini aku bercerita. Aku tahu kau memahami kegilaanku.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar