Share it

Rabu, 18 Juli 2018

Pemilik Cita-Cita


" Bagi pemilik cita-cita, kesibukan, kelelahan, banyaknya amanah bukan alasan untuk lari dari cita-cita jadi penulis. Tapi bagi pecinta kekalahan ada sejuta alasan untuk lari dari cita-cita." (Apu Indragiry).

Sebuah kalimat motivasi  masuk di WA group #AkademiMenulisKreatif tepat ketika Aku sedang menyimak tulisan-tulisan yang belum sempat kubaca. Tulisan dari seorang guru yang juga seorang penulis buku yang setiap hari rela menggunakan waktunya untuk membagi ilmu tentang kepenulisan.

Tak hanya memotivasi, bagiku ada sebuah cambukan keras yang seakan menimpaku. Merasa seperti ada sesuatu yang tidak bisa ditawar lagi. Tak bisa dielak lagi.  Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah Aku menjadi bagian orang-orang yang memiliki cita-cita? Atau malah sebaliknya, pecinta kekalahan.

Aku mulai merenungi. Aku mempunyai cita-cita menjadi seorang penulis tetapi ada banyak alasan yang seringkali membuatku jauh dari cita-cita itu. Sibuk kerja, banyak aktivitas yang harus dilakukan, capek, ngantuk dan alasan-alasan lain yang semakin membuatku berjarak dari cita-cita itu. Akupun mulai mengingat-ingat berapa kali Aku berhasil buat tulisan selama menjadi anggota di AMK? Hanya beberapa biji. Malas, iyah selama ini Aku terlalu nyaman dengan kemalasan. Coba saja lihat anggota-anggota lain di AMK, mereka semua punya kesibukan tetapi tetap bisa menulis.

Ada Bu Is, seorang ibu yang sudah senja tetapi aktif menulis dan tulisannyapun selalu berisi. Aku ingat pesannya ketika suatu hari Aku menghubunginya via WA, “Semangat itu yang memotivasi diri kita dengan membaca selftalk, selain itu cari teman yang bersemangat biar ketularan.” Katanya. Sosoknya memang banyak memotivasi. Akupun merasa termotivasi. Jujur Aku merasa malu ketika tiba-tiba kehilangan semangat sementara orang-orang yang mempunyai kesibukan lebih padat mempunyai semangat yang jauh lebih tinggi.

Aku berbicara pada diri sendiri, lihatlah ada Kak Jasli, anak pulau yang biasanya mengalami kesulitan koneksi internet tetapi tetap berkarya dengan tulisan-tulisan yang mencerahkan. Ketika Aku mencoba mendekatinya via jalur pribadi, kira-kira begini yang Aku tangkap dari percakapan waktu itu “ Sebenarnya apapun bisa menjadi ide. Apalagi dengan mengaitkan Islam, Islam itu sempurna mengatur semua lini kehidupan. Gak mungkin kan kalo sampai gak ada ide buat nulis?”

Lihatlah ada banyak orang yang selalu punya semangat. Lagi-lagi Aku berbicara pada diri-sendiri. Lihatlah ada banyak member AMK yang setia mengirim tulisannya. Mereka tentu punya kesibukan bukan? Ada Mbak Yulianti Sambas, ada Mbak Wida Widiawati, ada Mbak Aldzikratul Rachma dan ada banyak lagi member-member AMK yang selalu aktif dengan tulisan-tulisannya.

Aku merenung, dimana Aku ketika mereka sibuk berkarya? Dimana Aku ketika mereka tak kenal lelah untuk belajar? Akh…nampaknyna Aku terlalu nyaman dalam kemalasan. Aku tak ingin menjadi pecinta kekalahan. Aku ingin menjadi pemilik cita-cita itu. Bangkitlah wahai diri, genggam dan raihlahlah cita-cita itu. Jadilah pemilik dari cita-cita itu. Cita-cita menjadi penulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar